URnews

Mulai 5 Februari, KAI Bakal Pakai GeNose untuk Skrining COVID-19

Nivita Saldyni, Senin, 25 Januari 2021 14.21 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mulai 5 Februari, KAI Bakal Pakai GeNose untuk Skrining COVID-19
Image: Menhub Budi Karya Sumadi mencoba GeNose di Terminal Kampung Rambutan, Minggu (24/1/2021). (Humas Kemenhub)

Jakarta - Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) bakal segera menggunakan alat pendeteksi COVID-19 karya tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose untuk skrining calon penumpang.

Penggunaan GeNose pada moda kereta api ini bakal mulai diterapkan pada 5 Februari 2021 mendatang.

Selain untuk moda transportasi kereta api, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan GeNose-C19 juga akan digunakan pada moda transportasi bus. Penggunaan alat deteksi ini juga telah mendapat izin dari Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan COVID-19.

"Saat ini sudah mendapatkan persetujuan edar dari Kemenkes dan Satgas Penanganan COVID-19. Untuk itu, pada moda kereta api akan diterapkan secara wajib (mandatory) pada tanggal 5 Februari 2021. Sedangkan angkutan bus tidak wajib, tapi akan dilakukan pengecekan secara random menggunakan GeNose yang akan dimulai dari Pulau Jawa terlebih dahulu,” kata Budi dikutip dari keterangan resminya, Senin (25/1/2021).

Nah penggunaan GeNose pada moda transportasi kereta api dan bus ini bukan tanpa alasan ya, guys.

Budi menjelaskan, lokasi-lokasi ini jadi yang pertama menerapkan pengecekan GeNose karena harga tiket pada rute tertentu lebih murah dibanding pengecekan tes COVID-19 dengan rapid antigen, bahkan PCR Test.

“Karena kereta api ada jarak-jarak tertentu, katakan Jakarta-Bandung Rp 100 ribu, kalau mesti antigen Rp 100 ribu lagi itu kan mahal. Apalagi tarif bus yang lebih murah lagi, ada yang cuma Rp 40-50 ribu. Tapi dengan GeNose ini harganya hanya 20 ribu (sekali cek)," jelas Budi.

Nah untuk tahap awal ini, Budi mengaku pihaknya telah memesan sebanyak 200 unit GeNose untuk 44 titik stasiun di seluruh Jawa dan Sumatera. 

Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi menambahkan untuk moda transportasi bus pihaknya telah memesan 100 unit GeNose.

Sedangkan lokasi pertama yang akan menggunakan GeNose pada moda transportasi bus adalah Terminal Pulo Gebang di Jakarta.

"Untuk di Jakarta yang pertama kali dilaksanakan adalah di terminal Pulogebang, dan secara bertahap kami sudah pesan 100 alat GeNose yang akan segera kami distribusikan ke daerah-daerah," katanya.

Namun untuk penerapannya sendiri, ia menekankan bahwa sifatnya tak wajib seperti pada moda transportasi kereta api. Untuk moda transportasi bus penggunaan GeNose bersifat random.

“Merujuk SE Satgas Penanganan COVID-19, kami masih sepakat untuk masyarakat yang berpergian dengan bus itu sifatnya hanya random sampling,” imbuhnya.

Sementara itu, VP Public Relations PT. KAI Joni Martinus mengatakan pihaknya mendukung langkah pemerintah untuk menggunakan GeNose pada transportasi kereta api. Sebab hal ini juga merupakan bagian dari upaya mencegah penyebaran COVID-19 di masyarakat.

“KAI mendukung penuh semua langkah dan kebijakan pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19 di masyarakat. Penggunaan GeNose pada transportasi kereta api merupakan kebanggaan tersendiri bagi KAI, karena dapat menjadi salah satu yang pertama menerapkan inovasi tersebut," kata Joni. 

Ia pun mengatakan bahwa pihaknya berencana membeli GeNose untuk digunakan di berbagai stasiun kereta api. Namun KAI masih menunggu regulasi dari pemerintah terkait penggunaan alat ini.

"Saat ini KAI masih menunggu regulasi lebih lanjut dari pemerintah terkait penggunaan GeNose pada moda transportasi umum," tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait