URguide

Ghosting saat PDKT, Apa Itu?

Itha Prabandhani, Rabu, 20 Januari 2021 08.29 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ghosting saat PDKT, Apa Itu?
Image: Ilustrasi ghosting (Freepik)

Jakarta - Salah satu istilah baru dalam dunia percintaan yang populer belum lama ini adalah ghosting. Ghosting biasanya terjadi saat dua orang sedang melakukan proses PDKT atau belum lama saling mengenal.

Saat seseorang menjadi pihak yang di-ghosting, biasanya ia akan merasa ditinggalkan begitu saja dalam kebingungan, diabaikan, dimanfaatkan, bahkan merasa dibuang. Sebaliknya, pihak yang melakukan ghosting, memutuskan komunikasi begitu saja tanpa ada penjelasan.

Nah, apakah kamu pernah jadi ‘korban’ ghosting saat PDKT? Atau, justru kamu nih yang meng-ghosting gebetan?

Seperti dilansir dari Health, ghosting adalah pemutusan hubungan secara sepihak dengan menghentikan kontak atau komunikasi dengan gebetan, tanpa ada penjelasan apapun. Tindakan ini juga termasuk pada aksi mengabaikan gebetan yang menghubunginya.

1611106065-ghosting3.jpgSumber: Ilustrasi ghosting (Freepik)

Proses keluar dari hubungan ini juga biasanya tiba-tiba dan sangat cepat, tanpa ada tanda-tanda yang mendahuluinya. Sehingga, pihak yang ditinggalkan akan dipenuhi dengan tanda tanya besar kenapa si gebetan menghilang begitu saja bagaikan hantu.

Sebenarnya, menurut Journal of Social and Personal Relationships, ghosting ini nggak cuma terjadi dalam hubungan asmara, loh. Ghosting sama teman atau bahkan keluarga sendiri pun, juga bisa terjadi. Sebagai contoh, kamu sudah janjian ketemuan dengan teman, namun di detik-detik terakhir kamu berubah pikiran dan tidak datang ke tempat yang direncanakan.

Tapi, alih-alih memberi kabar, kamu malah diam saja dan mengabaikan pesan dari teman yang telah menunggumu, atau bahkan menonaktifkan ponsel kamu. Hal ini kamu lakukan karena merasa enggan untuk menjelaskan atau menghindari pertanyaan atau respons negatif dari orang yang udah kamu kacangin.

Menjadi pihak yang di-ghosting, tentunya sangat tidak mengenakkan. Berbagai perasaan negatif seperti merasa dicuekin, nggak dianggap, hingga merasa diri nggak berarti, pasti bakal muncul.

Tidak adanya penjelasan tentang apa yang salah atau apa yang menjadi penyebab dari ketidakberhasilan hubungan, bakal menggerus kepercayaan diri dan juga kepercayaan terhadap hubungan di masa depan. Karenanya, tindakan ghosting dapat memberikan dampak besar terhadap kesehatan mental seseorang.

Lantas, apa sih alasan seseorang melakukan ghosting?

1611106097-ghosting.jpgSumber: Ilustrasi ghosting (Freepik)

Menurut Vinita Mehta, seorang psikolog klinis asal Amerika Serikat, alasan yang paling sering mendasari seseorang melakukan ghosting adalah untuk menghindari konfrontasi dan menyakiti perasaan pihak lain. Dengan kata lain, ketimbang harus menjelaskan dan terlibat dalam adu argumen, mending ngilang begitu aja.

Lebih lanjut, Vinita menjelaskan ada beberapa penyebab seseorang melakukan ghosting yaitu kehilangan kenyamanan dalam hubungan, pernah terlibat konflik dengan orang tersebut, nggak tertarik lagi untuk melanjutkan hubungan, nggak ada komitmen, dan merasa tidak aman untuk melanjutkan hubungan.

Ghosting juga merupakan salah satu tanda bahwa orang tersebut tidak mampu mengusahakan sebuah hubungan yang sehat, tidak punya cukup empati, serta dianggap kurang dewasa secara mental. Komunikasi yang lancar adalah salah satu syarat hubungan yang sehat. Tindakan ghosting menunjukkan bahwa orang tersebut nggak bisa berkomunikasi dengan baik, terutama untuk hal-hal yang berkaitan dengan perasaan orang lain.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait