URguide

Mengenal Catastrophizing dan Cara Ampuh Mengatasinya 

Farah Yuniar, Rabu, 17 Mei 2023 11.47 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal Catastrophizing dan Cara Ampuh Mengatasinya 
Image: Ilustrasi overthinking. (Freepik/dusanpetkovic)

Jakarta - Pernah nggak sih kalian memikirkan hal-hal buruk yang bakal menimpa di masa mendatang? Jika pernah, mungkin kalian sedang terkenal catastrophizing. 

Catastrophizing adalah kondisi ketika seseorang hanya fokus pada hal terburuk yang bisa terjadi. Penderita akan berpikir bahwa dirinya dalam situasi yang lebih buruk daripada yang sebenarnya terjadi. 

Penyebab pasti dari pemikiran catastrophizing tidak diketahui, tetapi beberapa peneliti berteori bahwa itu mungkin berasal dari trauma atau kondisi kesehatan lain.

Catastrophizing muncul dengan gejala kecemasan, depresi, insomnia, dan nyeri kronis. Akan tetapi catastrophizing, dapat diobati melalui terapi, mindfulness, obat-obatan, dan perawatan diri.

Penyebab Catastrophizing

Para peneliti tidak begitu yakin apa yang menyebabkan catastrophizing. Bagi sebagian orang, ini adalah coping mecanism yang mereka pelajari dari keluarga mereka atau hasil dari pengalaman traumatis. 

Para peneliti melakukan penelitian yang melibatkan orang-orang yang mengalami catastrophizing. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka mungkin mengalami beberapa perubahan dalam respons hipotalamus dan hipofisis, serta peningkatan aktivitas di bagian otak yang mencatat emosi yang terkait dengan rasa sakit.

Catastrophizing juga melibatkan masalah dengan sistem lain di otak. Ini termasuk hipotalamus dan kelenjar hipofisis, menyebabkan ketakutan atau kecemasan atas peristiwa sehari-hari.

Amygdala dan hippocampus, berkontribusi pada pemikiran negatif tentang peristiwa masa lalu. Serta korteks prefrontal, menjadi sumber kesalahan kognitif yang terlibat dengan jenis pemikiran ini.

Tanda-tanda Catastrophizing

Catastrophizing memiliki tanda-tanda umum meliputi:

- Kecemasan dan kekhawatiran yang terus-menerus

- Mengulangi dan menjalankan pikiran yang sama berulang kali

- Merasa putus asa atau tidak berdaya atas keputusan atau situasi

- Terlalu memikirkan situasi sehari-hari atau peristiwa masa lalu

- Merasa kewalahan akibat ketakutan atau kemarahan

- Memikirkan pikiran negatif tentang diri sendiri

Selain itu, catastrophizing biasa terjadi ketika seseorang memikirkan bahwa dirinya paling buruk, paling jelek di antara yang lain. Penderita juga selalu dihantui pesmisime atas apa yang akan terjadi di masa mendatang. 

Cara Menghentikan Catastrophizing

Dengan kombinasi terapi, keterampilan kesehatan mental, dan dukungan lainnya, catastrophizing bisa dihentikan atau minimal dikurangi. Berikut beberapa caranya.

1. Terapi

Ada banyak jenis terapi yang bisa membantu di antaranya seperti terapi perilaku kognitif (CBT) yang dapat menyebabkan perbaikan kecil dalam catastrophizing.

Kemudian terapi penerimaan dan komitmen (ACT) yang dapat membantu memutus siklus pikiran yang mengganggu, dan terapi perilaku dialektis (DBT) yang menekankan pada penerimaan diri dan belajar mengatur emosi.

2. Obat anti-kecemasan

Ketika terapi tidak berhasil, psikiater mungkin akan meresepkan obat. Obat anti-kecemasan milik kelas obat yang disebut inhibitor reuptake serotonin selektif.

Mereka memengaruhi pensinyalan kimiawi di otak, membantu mengatasi masalah kecemasan atau depresi yang mendasarinya.

3. Perhatian

Mempraktikkan mindfulness efektif untuk mengobati nyeri yang membuat catastrophizing. Mindfulness membantu seseorang tetap pada saat ini, dan pikiran mereka menjadi secara terbuka tidak menghakimi.

4. Strategi perawatan diri

Ada banyak strategi perawatan diri untuk membantu mengatasi catastrophizing. Beberapa tips perawatan diri berikut ini disarankan oleh ahli kesehatan mental.

Pertama membuat jurnal, menuliskan pola pikir saat sedang mengalaminya. Ini dapat membantu untuk mengenali pola dalam pemikiran ini.

Kedua menerima ketidakpastian. Berusaha menghabiskan waktu untuk duduk dengan pikiran-pikiran ini, dan menerima ketidakpastian yang melekat sangat membantu bagi sebagian orang. 

Ketiga menantang pikiran sendiri. Beberapa orang menggunakan skenario ‘bagaimana-jika’ untuk melewati pikiran catastrophizing dan konsekuensinya. Hal ini membantu dengan menantang ketakutan dan kekhawatiran. 

Keempat dukungan sosial. Berbicara dengan teman atau anggota keluarga tepercaya dapat memberikan dukungan kesehatan mental ekstra.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait