URguide

Sosok Inspiratif Bunda Teresa, Dedikasikan Diri Bantu Kaum Miskin

Suci Nabila Azzahra, Sabtu, 17 Desember 2022 16.00 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Sosok Inspiratif Bunda Teresa, Dedikasikan Diri Bantu Kaum Miskin
Image: Bunda Teresa (Foto: Twitter @jostkoko)

Jakarta - Bunda Teresa dikenal sebagai sosok yang menyerahkan seluruh hidupnya untuk menolong masyarakat miskin di India. Dilahirkan di Skopje, Albania pada tanggal 26 Agustus 1910, Bunda Teresa merupakan anak bungsu dari pasangan Nikola dan Drane Bojaxhiu.

Ia memiliki dua saudara perempuan dan seorang saudara lelaki. Ketika dibaptis, ia diberi nama Agnes Gonxha. Ia menerima pelayanan sakramen pertamanya ketika berusia lima setengah tahun dan diteguhkan pada bulan November 1916.

Ketika berusia delapan tahun, ayahnya meninggal dunia. Keluarga pun mengalami kesulitan finansial. Meski demikian, ibunya, Drane Bojaxhiu memelihara Gonxha dan ketiga saudaranya dengan penuh kasih sayang. Ibu yang sangat tekun ini sangat memengaruhi karakter dan panggilan pelayanan Bunda Teresa di kemudian hari.

Ketika memasuki usia remaja, Gonxha bergabung dalam kelompok pemuda jemaat lokalnya yang bernama Sodality. Melalui keikutsertaannya dalam berbagai kegiatan yang dipandu oleh seorang pastor Jesuit, Gonxha menjadi tertarik dalam hal misionari. Tampaknya, hal inilah yang kemudian berperan dalam dirinya sehingga pada usia tujuh belas, ia merespons panggilan Tuhan untuk menjadi biarawati misionaris Katolik.

Pada tanggal 28 November 1928, ia bergabung dengan Institute of the Blessed Virgin Mary, yang dikenal juga dengan nama Sisters of Loretto, sebuah komunitas yang dikenal dengan pelayanannya di India. Ketika mengikrarkan komitmennya bagi Tuhan dalam Sisters of Loretto, ia memilih nama Teresa dari Santa Theresa Lisieux.

Suster Teresa pun dikirim ke India untuk menjalani pendidikan sebagai seorang biarawati. Ia memulai pelayanannya dengan mengajar di St. Mary`s High School, Kalkuta. Di sana, ia mengajarkan geografi dan katekisasi. Pada tahun 1944, kariernya sebagai guru melonjak menjadi kepala sekolah St. Mary.

Pada tahun 1948, pihak Vatikan mengizinkan Suster Teresa untuk meninggalkan ordo dan memulai pelayanan di bawah Keuskupan Kalkuta. Tanggal 17 Agustus 1948, untuk pertama kalinya, ia memakai pakaian putih yang dilengkapi dengan kain sari bergaris biru. Ia memulai pelayanan dengan membuka sebuah sekolah pada tanggal 21 Desember 1948 di lingkungan kumuh.

Karena tidak memiliki dana, ia membuka sekolah terbuka di sebuah taman. Di sana, ia mengajarkan pentingnya pengenalan akan hidup sehat, serta mengajar anak-anak miskin untuk membaca dan menulis. Selain itu, berbekal pengetahuan medis, ia juga membawa anak-anak yang sakit ke rumahnya dan merawat mereka.

Pada tanggal 7 Oktober 1950, Missionary of Charity didirikan di Kalkuta. Mereka yang tergabung di dalamnya pun semakin teguh untuk melayani dengan sepenuhnya memberi diri mereka untuk melayani kaum termiskin di antara yang miskin. Mereka tidak pernah menerima pemberian materi apa pun sebagai balasan atas pelayanan yang mereka lakukan.

Pada awal 1960-an, Bunda Teresa mulai mengirimkan suster-susternya ke daerah-daerah lain di India. Selain itu, pelayanan dari Missionary of Charity mulai melebarkan sayapnya di Venezuela (1965), yang kemudian diikuti oleh pembukaan rumah-rumah di Ceylon, Tanzania, Roma, dan Australia yang ditujukan untuk merawat kaum miskin.

Berkat baktinya bagi mereka yang tertindas, Bunda Teresa pun mendapatkan berbagai penghargaan kemanusiaan. Pada tahun 1979, ia menerima John XXIII International Prize for Peace. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Paus Paulus VI. Pada tahun yang sama, ia juga memperoleh penghargaan Good Samaritan di Boston.

Setelah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun di India, tentu saja pemerintah India tidak menutup mata akan pelayanannya. Maka pada tahun 1972, Bunda Teresa menerima Pandit Nehru Prize.

Setahun kemudian, ia menerima Templeton Prize dari Pangeran Edinburgh. Ia terpilih untuk menerima penghargaan tersebut dari dua ribu kandidat dari berbagai negara dan agama oleh juri dari sepuluh kelompok agama di dunia.

Puncaknya ialah pada tahun 1979 tatkala ia memperoleh hadiah Nobel Perdamaian. Hadiah uang sebesar 6.000 dollar Amerika yang diperolehnya disumbangkan kepada masyarakat miskin di Kalkuta. Hadiah tersebut memungkinkannya memberi makan ratusan orang selama setahun penuh.

Ia berkata bahwa penghargaan duniawi menjadi penting hanya ketika penghargaan tersebut dapat membantunya menolong mereka yang membutuhkan. Bunda Teresa meninggal pada 5 September 1997 akibat terkena serangan jantung.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait