URnews

Halau Cuaca Esktrem saat KTT G20, 29 Ton Garam Ditabur di Langit Bali

Elya Berliana Prastiti, Rabu, 16 November 2022 15.27 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Halau Cuaca Esktrem saat KTT G20, 29 Ton Garam Ditabur di Langit Bali
Image: Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (Dok. BMKG)

Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mendukung gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali dengan menaburkan 29 ton garam di langit Bali.

Operasi TMC bekerja sama dengan BRIN, TNI AU, Kementerian Perhubungan, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu telah dilakukan sejak 10 November 2022.

Terdapat 28 sorti dengan total bahan semai sebanyak 29 ton NaCl atau garam telah ditabur di langit Bali oleh Pesawat Cassa 212 dan CN 295 dalam operasi TMC hingga 16 November 2022.

“TMC ini bagian dari skenario mitigasi cuaca yang dipersiapkan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem agar gelaran KTT G20 di Bali berjalan dengan lancar dan sukses, serta semua kepala negara dan delegasi dapat melaksanakan pertemuan dengan aman dan nyaman,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam keterangan yang diterima, Rabu (16/11/2022).

Penyemaian material TMC bertujuan untuk mengalihkan potensi awan hujan dari lokasi penyelenggaraan KTT G20 di Bali.

Dwikorita mengatakan, kegiatan TMC yang dikoordinatori oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini dikendalikan dari dua posko yang berada di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Banyuwangi, Jawa Timur.

Sebelumnya, BMKG telah memprediksi potensi curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Bali pada November 2022. Oleh karena itu, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi memintar agar melaksanakan operasi TMC selama pelaksanaan KTT G20.

Menurut Dwikorita, operasi TMC disesuaikan dengan target penyemaian inti kondensasi (garam) dilakukan ke awan-awan hujan yang telah terdeteksi. Penyemaian garam dilakukan agar proses kondensasi terjadi lebih cepat dan hujan bisa segera turun sebelum awan-awan hujan mencapai lokasi KTT G20.

“Dukungan BMKG yaitu dengan menyediakan informasi arah angin, lokasi keberadaan awan target, prediksi cuaca serta potensi pertumbuhan awan hujan selama acara G20 berlangsung,” ujar Dwikorita.

Berdasarkan informasi tersebut, tim penyemai garam dari BRIN bersama satuan TNI AU akan menindaklanjuti informasi dengan rencana penyemaian awan hujan yang sebelumnya telah diidentifikasi oleh BMKG.

“InsyaAllah, kami optimistis dengan adanya Kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Lombok dan TMC di Banyuwangi Pelaksanaan KTT G20 berjalan dengan lancar dan sukses,” ujarnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait