URstyle

Hari Dokter Nasional, Ini 4 Pahlawan Kesehatan di Indonesia

Priscilla Waworuntu, Senin, 24 Oktober 2022 12.52 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Hari Dokter Nasional, Ini 4 Pahlawan Kesehatan di Indonesia
Image: Ilustrasi hari dokter nasional. (Freepik.com/freepik)

Jakarta - Hari ini tanggal 24 Oktober 2022, tepat peringatan Hari Dokter Nasional. Melansir situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dicetuskannya Hari Dokter Nasional ini bertepatan dengan berdirinya Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Tahun ini, Hari Dokter Nasional mengambil tema 'Berbakti untuk Negeri, Mengabdi untuk Rakyat', 'Satu IDI Terus Maju'. Hari Dokter Nasional diperingati dengan tujuan untuk menghargai dedikasi dan kerja keras para dokter Indonesia.

Sejarah Hari Dokter Nasional 

IDI sejatinya telah lebih dulu lahir jauh sebelum diresmikan pada 1950. Perkumpulan dokter di nusantara diberi nama Vereniging van Indische Artsen dan berdiri pada tahun 1911.

Pada tanggal 24 Oktober 1950, IDI secara resmi mendapatkan legalitas hukum di depan notaris. Pada tanggal itulah ditetapkan hari jadi IDI yang juga diperingati sebagai Hari Dokter Nasional di Indonesia.

Memperingati Hari Dokter Nasional, simak deretan dokter Indonesia yang berjasa sebagaimana dilansir di Instagram @iikbhaktiwiyata.

1. Prof. Dr. Sardjito 

1666589573-Sardjito.jpgSumber: Prof. Dr. Sardjito. (Direktorat Kemensos)

Sardjito adalah perintis lahirnya Palang Merah Indonesia (PMI). Sangat berjasa di bidang kesehatan nasional setelah membuat obat-obatan dari alam atau tanaman tradisional untuk kesehatan tentara pada masanya. 

Hingga saat ini, obat-obatan yang berhasil diciptakan olehnya adalah obat peluruh atau penghancur ginjal (calcusol). Obat dari bahan tanaman tempuyung itu ditemukan karena beliau melihat akar pohon yang menempel di cadas bukit kapur itu bisa hancur. 

2. Abdurahman Saleh 

1666589619-AbdulrachmanSaleh.jpgSumber: Abdurahman Saleh. (Indonesian Air Force Museum)

Bergelar Prof. Dr. SpF, Marsekal Muda Anumerta, bdurahman Saleh adalah tokoh Radio Republik Indonesia, dan juga bapak fisiologi kedokteran Indonesia. Ia menamatkan sekolah tinggi di bidang kesehatan atau kedokteran yang disebut GHS (Geneeskundige Hogeschool).

Abdurahman Saleh sempat tergabung dalam beberapa organisasi pemuda seperti, Jong Java, Kepanduan Bangsa Indonesia, dan Indonesia Muda. Ia adalah seorang dokter yang berhasil mengembangkan ilmu faal di Indonesia hingga akhirnya diberi gelar Bapak Faal Indonesia. 

3. Prof. Dr. Gerrit A Siwabessy 

1666589645-siwabessy.jpgSumber: Prof. Dr. Gerrit A Siwabessy. (Batan.go.od)

Gerrit adalah Menteri Kesehatan Indonesia yang menjabat pada 1967 hingga 1978. Dia adalah pencetus ASKES, cikal bakal BPJS. Gerrit juga merupakan inisiator bidang sanitasi yang mewariskan program Samijaga, singkatan dari Sanitasi, Air Minum, dan Jamban Keluarga. Program ini diterapkan di seluruh Indonesia, bersama dengan pembangunan sarana kesehatan, seperti Puskesmas dan seluruh tenaga kesehatannya. 

4. Carina Citra Dewi 

1666589670-Carina-Citra-Dewi.jpgSumber: Carina Citra Dewi. (LinkedIn/Carina Joe)

Carina memiliki Hak Paten Vaksin Astrazeneca. Carina tergabung dalam tim yang mengembangkan proses manufaktur skala vaksin AstraZeneca COVID-19. Dalam proses pembuatannya, Carina lah yang mencetuskan metode agar vaksin ini bisa diproduksi untuk skala besar.

Tugas Carina dalam riset ini adalah memproduksi vaksin COVID-19 dalam skala besar dan dalam waktu yang singkat. Tujuannya adalah agar vaksin yang dikembangkan di Jenner Institute Oxford University ini bisa segera digunakan secara masif. 

Karena jasa Carina bersama timnya, yang menggratiskan hak patennya membuat harga vaksin AstraZeneca menjadi sangat murah sehingga bisa digunakan lebih cepat dan dalam skala yang luas. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait