URnews

Hari Guru Nasional, Nadiem: Pandemi Tidak Padamkan Semangat Pendidik

Shelly Lisdya, Kamis, 25 November 2021 11.38 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Hari Guru Nasional, Nadiem: Pandemi Tidak Padamkan Semangat Pendidik
Image: Mendikbud Nadiem Makarim. (sahabatkeluarga.kemendikbud.go.id)

Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengapresiasi semangat para pendidik selama pandemi COVID-19. 

Nadiem mengucapkan terima kasih kepada guru se-Indonesia yang terus berusaha dan berjuang agar pendidikan di Tanah Air terus berkembang, kendati mereka harus beradaptasi demi peserta didik.

"Tahun lalu adalah tahun yang penuh ujian. Kita semua tersandung dengan adanya pandemi. Guru dari Sabang sampai Merauke terpukul secara ekonomi, kesehatan, dan batin," kata Nadiem dalam Upacara Peringatan Hari Guru Nasional 2021, Kamis (25/11/2021).

"Guru mau tidak mau mendatangi rumah pelajar untuk memastikan murid mereka tidak ketinggalan pelajaran. Guru mau tidak mau mempelajari teknologi yang tidak mereka kenal. Guru menyederhanakan kurikulum untuk memastikan anak murid mereka tidak di bawah tekanan," lanjut Nadiem.

Lebih lanjut, Nadiem mengatakan jika para pendidik tetap semangat ketika mengajar secara daring meski banyak ujian yang diterpa, seperti murid yang mulai bosan.

"Guru di seluruh Indonesia menangis melihat murid mereka semakin bosan, semakin kesepian, dan kehilangan disiplin. Tidak hanya tekanan psikologis pembelajaran jarak jauh, tetapi juga tekanan ekonomi dalam memperjuangkan keluarga agar bisa makan. Sangat wajar jika guru terdemotivasi. Tapi ada fenomena yang tidak terkira," tambah Nadiem.

Alih-alih surut semangat dan putus asa, Nadiem mendapati para guru terus bersemangat dengan berbagai terobosan. Ia mencontohkan, saat menginap di rumah guru honorer di Lombok Tengah, di rumah guru penggerak di Yogyakarta, dan bersama santri di Jawa Timur, para guru dan murid bersemangat bercerita tentang terobosan yang diinginkan di sekolahnya.

"Mereka membahas platform teknologi yang cocok dan tidak cocok dengan mereka. Mereka semangat memuji dan mengkritik kebijakan dengan nurani mereka. Dari situ saya baru menyadari, pandemi tidak memadamkan semangat para guru, tapi menyalakan obor perubahan. Guru-guru se-Indonesia menginginkan perubahan dan kami mendengar," kata Nadiem dalam pidatonya.

Dengan adanya Merdeka Belajar, para guru berharap adanya perubahan yang mencakup kesempatan adil untuk mencapai kesejahteraan yang manusiawi, akses ke teknologi dan pelatihan yang relevan dan praktis, kurikulum sederhana dan bisa mengakomodasi kemampuan setiap murid yang berbeda-beda.

"Guru Indonesia juga menginginkan pemimpin sekolah yang berpihak pada murid alih-alih birokrasi. Di samping itu, ia mendapati keinginan para guru untuk merdeka berinovasi tanpa dijajah keseragaman," lanjutnya.

Nadiem pun mencontohkan, kebijakan Merdeka Belajar terkait penyederhanaan kurikulum yang berinteraksi dengan harapan para guru tersebut berhasil melahirkan inovasi pembelajaran. Menurut Nadiem, gerakan ini makin kuat seiring ujian yang dihadapi bersama.

"Gerakan ini hidup dalam setiap insan guru yang berani melangkah ke depan, menuju satu tujuan utama mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu saya tidak akan menyerah memperjuangkan merdeka belajar untuk mencerahkan kehidupan guru dan masa depan guru se-Indonesia. Terima kasih sebesar-besarnya pada semua guru di Nusantara. Atas pengorbanan dan ketangguhannya, Merdeka Belajar ini sekarang milik Anda," tutup Nadiem.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait