URstyle

IDAI: Obat Jadi Pilihan Terakhir Atasi Demam Anak

Annisa Tiara Jelita, Jumat, 11 November 2022 17.13 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
IDAI: Obat Jadi Pilihan Terakhir Atasi Demam Anak
Image: Ilustrasi obat sirup. (Freepik/user18526052)

Jakarta - Para orang tua disarankan menjadikan obat sebagai opsi terakhir untuk mengatasi gejala sakit demam pada anak-anak.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso, yang menyebut bahwa demam bisa diobati dengan istirahat dan cara-cara manual seperti kompres untuk menurunkan suhu.

“Prinsipnya, obat itu jalan terakhir, yang penting istirahat. Demam itu situasi kondusif, tidak perlu buru-buru, bisa dengan kompres hangat atau rendam air hangat, tapi liat kondisi umum anak juga,” kata Piprim, dikutip Urbanasia dari ANTARA, Jumat (11/11/2022).

Saran ini disampaikan seiring dengan kebijakan pemerintah yang sempat melarang penggunaan obat sirup terkait gangguan ginjal akut.

Jika bayi di atas tiga bulan mengalamai demam biasa, banyak metode lain yang dapat digunakan untuk menurunkan panas di badannya tanpa harus meminum obat-obatan.

Jika bayi yang terkena demam berumur satu bulan, barulah harus dicari benar-benar apa yang menyebabkan demam itu muncul.

Sementara itu, Wakil Ketua PP Ikatan Apoteker Indonesia sekaligus Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Keri Lestari mengatakan bahwa alternatif obat yang aman digunakan untuk anak seiring dengan adanya larangan konsumsi obat sirup adalah puyer.

"Pilihannya sekarang cari aman ke puyer," ucapnya.

Memang, tak sedikit anak yang tidak terbiasa dengan obat puyer dikarenakan rasanya yang pahit. Oleh karena itu Prof Keri Lestari menyarankan agar puyer dicampur bahan tambahan seperti air dan madu.

“Di sendok, dikasih air, dikasih madu. Sehingga anak merasa minum madu," tuturnya.

Ia berharap orang tua dapat memilah dan mempertimbangkan dalam pemilihan dokter yang akan memberikan obat, dan juga resikonya terhadap anak yang bergejala sakit.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait