URnews

Ini Alasan Unair Tak Uji Coba Obat COVID-19 pada Makhluk Hidup 

Nivita Saldyni, Selasa, 16 Juni 2020 11.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ini Alasan Unair Tak Uji Coba Obat COVID-19 pada Makhluk Hidup 
Image: Obat COVID-19 temuan peneliti Unair/dok humas Unair

Surabaya - Lima kombinasi obat COVID-19 yang ditemukan oleh peneliti Unair ternyata tidak diuji coba kepada makhluk hidup (in vitro) loh. Namun, kombinasi obat ini diuji dengan menumbuhkan berbagai jenis sel yang menjadi sel target jenis virus.

Rektor Unair Prof. Nasih mengaku, kombinasi obat hasil kolaborasi Unair, Badan Intelijen Nasional (BIN), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini sengaja tak diuji coba ke makhluk hidup atau in vitro lantaran memakan waktu lama. Apalagi Indonesia sedang membutuhkan obat tersebut saat ini untuk penanganan COVID-19.

"In vitro itu butuh waktu lama, dari prinsipnya kan begitu. Kalau menunggu delapan bulan untuk uji klinis dan lain-lain, COVID-19 keburu pergi sehingga harus ada langkah praktis dan taktis yang dilakukan. Kalau pakai tahapan in vitro ya tahun depan baru selesai," kata Nasih dikutip dari Antara, Selasa (16/6/2020).

Pengujian pun dilakukan dengan menumbuhkan berbagai jenis sel yang menjadi sel target jenis virus. Meski begitu, Nasih menegaskan bahwa pengujian ini tetap dilakukan dengan langkah yang cermat dan penuh hati-hati dalam meneliti keefektifan kombinasi lima obat COVID-19 ini.

Adapun sejumlah sel yang target jenis virus yang diuji seperti sel paru, ginjal, trakea, dan liver yang menjadi tempat untuk menumbuhkan sel virus SARS-CoV-2 yang merupakan sel COVID-19 asli Indonesia.

Nah, sel-sel yang diuji coba ini didapatkan dari Institute of Tropical Disease (ITD) Unair, selaku lembaga yang ditunjuk pemerintah untuk melakukan tes deteksi virus COVID-19.

Bahkan kini, lima kombinasi obat ini dinilai paling efektif melawan virus corona dibandingkan obat lainnya.

"Tidak harus menjadi obat baru. Yang penting dari kami adalah fungsionalnya. Nah, kami memberikan rekomendasi ini (lima kombinasi obat) yang paling efektif dibanding obat lainnya," pungkas Nasih.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait