URtrending

 Lewat Program ‘Solidarity Trial’, 22 RS di Indonesia Siap Uji Obat COVID-19

Nunung Nasikhah, Sabtu, 25 April 2020 16.30 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
 Lewat Program ‘Solidarity Trial’, 22 RS di Indonesia Siap Uji Obat COVID-19
Image: Business Insider

Jakarta – Pelaksanaan program "Solidarity Trial" yang dikoordinasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama dengan 100 negara telah mulai menunjukkan hasil.

Program tersebut digelar sebagai media pengujian klinis terhadap empat kandidat utama antivirus sebagai obat COVID-19 yakni remdesivir, lopinavir/ritonavir, gabungan lopinavir/ritonavir ditambah interferon beta 1A, dan chloroquine/hydroxychloroquine.

Semua obat tersebut disediakan oleh WHO dengan Kementerian Kesehatan sebagai koordinator penelitian.

Saat ini, sebanyak 22 rumah sakit di Indonesia telah siap melaksanakan uji klinis terhadap empat obat tersebut.

"Indonesia menjadi negara keenam yang telah memulai pelaksanaan studi ini, melalui pengujian ini diharapkan bisa mempercepat penemuan obat untuk COVID-19," ungkap Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Prof Abdul Kadir dalam keterangan tertulis di laman resmi Kemenkes pada Jumat (24/4/2020).

Ke-22 rumah sakit yang turut serta dalam program tersebut di antaranya RSPI Prof. Sulianti Soeroso Jakarta, RSUP H. Adam Malik Medan, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, RSUP Dr. Soetomo Surabaya, RS Universitas Udayana Bali, RSUP Dr. Kariadi Semarang, RSUD Ambarawa Semarang, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, RSUD Dr. Moewardi Solo, dan RSUP Persahabatan Jakarta.

Lalu RSUP Prof. Dr. Kandou Manado, RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, RSJ Prof. Soerojo Magelang, RSUP Dr. M. Djamil Padang, RS Univ. Airlangga Surabaya, RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi, RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, RS YARSI Jakarta, RSPAU Dr. Esnawan Antariksa Jakarta, dan RSUP Sanglah Bali.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Irmansyah mengatakan bahwa rumah sakit yang mengikuti program Solidarity Trial dari WHO ini kemungkinan akan terus bertambah seiring berjalannya waktu.

“Kalau kita perhatikan 22 Rumah Sakit tadi adalah kombinasi dari rumah sakit vertikal maupun rumah sakit daerah dan juga RS swasta, RS universitas dan ada RS yang ada di bawah TNI AU,” tandasnya.

“Jadi RS ini kita anggap sebagai 'batch' pertama yang akan terlibat dalam penelitian Solidarity Trial.” Imbuhnya.

Obat penelitian tersebut, kata Irmansyah, sudah didistribusikan ke delapan RS, lima diantaranya sudah siap melaksanakan pengujian karena distribusi obat sudah tiba.

Kelima RS tersebut telah mempunyai tiga dari lima kelompok terapi yang diberikan Hydroxychloroquine, kelompok dengan lopinavir/ritonaviraluvia, dan kelompok pengobatan standar pelayanan RS.

Dengan begitu, pihak RS sudah bisa melakukan perekrutan partisipan dan randomisasi.

“Saya baru saja mendapatkan informasi bahwa perekrutan pasien pertama sudah dilakukan di RS Wahidin Sudirohusodo,” ujar Irmansyah.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait