URedu

Ini Dia 7 Permasalahan Hidup yang Biasanya Dialami oleh Para Fresh Graduate!

Riliv, Kamis, 4 Juni 2020 13.54 | Waktu baca 6 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ini Dia 7 Permasalahan Hidup yang Biasanya Dialami oleh Para Fresh Graduate!
Image: Jasmine Coro on Unsplash

Jakarta - Thank God it's graduation day! Selamat datang permasalahan hidup baru!

Setelah kamu lulus kuliah dan menerima gelar diploma atau sarjana, kamu tentu tidak sabar untuk segera mendapatkan pekerjaan pertama dan mendapatkan uangmu sendiri. Tapi, kamu juga dihadapkan dengan permasalahan baru, yaitu mencari pekerjaan.

Euforia setelah wisuda sangat diperbolehkan, tapi jangan terlalu bahagia, karena perjalanan karir dan permasalahan hidup lainnya baru saja dimulai.

Banyak yang mengatakan bahwa 'kehidupan nyata dimulai setelah lulus kuliah', dan itu mungkin benar.

Meskipun kamu mungkin telah menghadapi berbagai macam hambatan di dunia perkuliahan, tapi kamu juga akan menemukan bahwa tantangan baru harus kamu hadapi di tempat kerja, dengan berbagai jenis dan level masalah.

Apakah kamu siap menghadapinya?

Kamu perlu mempersiapkan diri secara mental dalam mengantisipasi tantangan-tantangan dalam menangani permasalahan hidup baru setelah lulus. Jika kamu baru lulus dan siap untuk mencari dan memulai pekerjaan pertamamu, 7 permasalahan hidup ini mungkin akan kamu alami dan hadapi.

Sudah siap, Dear?

1. Ketatnya persaingan dalam mencari pekerjaan

1591251960-image002-(1).jpg

Hal ini menjadi permasalahan hidup pertama yang dialami setelah lulus. Tidak ada masalah dan kesabaran yang dihadapi oleh para fresh graduate lebih dari masalah soal perburuan dalam mencari kerja.

Akan ada banyak senyum, bicara dan bercerita tentang dirimu, dan menunggu selama proses wawancara.

Belum lagi kalau kamu tidak lolos, meski baru dalam tahap administrasi. Jangan lupakan  perjuangan dalam menghadapi kenyataan bahwa kamu ditolak dalam proses rekrutmen.

Kenyataan yang pahit namun sering terjadi, bahwa meski kamu sudah menyandang gelar sarjana, bukan berarti kamu bisa langsung mendapatkan pekerjaan impianmu.

Sebaliknya, lulusan baru dihadapkan dengan sejumlah kandidat yang lebih berpengalaman yang bersaing untuk posisi yang sama.

Masalah ini diperparah oleh kurangnya kesempatan kerja di sektor kompetitif apa pun. Tetap semangat, Dear!

2. Berjuang mengisi dan memperbagus CV

Dari menulis surat pengantar atau cover letter yang sempurna, menulis prestasi akademik dan non-akademik yang pernah kamu punya, dan juga mencari tahu apakah kamu benar-benar menghadiri seminar yang layak dicantumkan di CV.

Menulis resume yang sempurna dapat menjadi hal yang menyenangkan, juga menyebalkan. Tidak hanya asal tulis CV lewat Word saja, kamu harus berusaha untuk mempercantik CV-mu dengan desain-desain menarik, agar HRD tertarik dengan CV-mu pada pandangan pertama.

Banyak cara yang dapat dilakukan agar CV-mu makin penuh dengan kegiatan yang berkualitas, salah satunya adalah mencoba peluang seperti magang dan menjadi volunteer, yang masih menawarkan keterampilan dan pengalaman di dunia kerja yang relevan - setidaknya untuk memulainya.

3. Manajemen waktu yang jauh berbeda dibanding saat kuliah

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh lulusan baru dalam transisi dari mahasiswa ke profesional adalah penyesuaian sosial yang harus dilakukan. Kadang, pindah-pindah tempat kerja untuk meningkatkan prospek karir diperlukan, namun jangan terlalu sering.

Mungkin juga, sulit untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dengan tuntutan jam kerja yang panjang, atau berurusan dengan kepribadian berbeda yang ditemukan di tempat kerja. Beradaptasi dengan lingkungan kerja juga menjadi hal yang sulit bagi para lulusan baru.

Kehidupan dewasa sangat berbeda dengan gaya hidup universitas yang sosial-sentris. Jaman kuliah dulu, kamu mungkin sering nongkrong sana sini, jalan ke mall atau kafe. Namun, saat sudah memasuki kehidupan dewasa, kamu sudah tidak bisa melakukannya sesering saat masih kuliah.

Beri dirimu waktu untuk menyesuaikan diri, sebelum meratapi kenyataan kehidupan baru yang kamu alami nanti ya, Dear!

4. Menyesuaikan jalur karir, permasalahan hidup yang sering membuat galau para fresh graduate

1591252018-image003.jpg

Kemungkinan besar pekerjaan pertamamu kelak tidak akan menjadi pekerjaan idealmu. Namun, ini bisa berfungsi sebagai batu loncatan menuju karir seperti apa yang benar-benar kamu inginkan.

Tahun pertama setelah keluar dari universitas sering kita habiskan untuk menemukan passion sejati, dan mengadaptasi rencana karir yang sebelumnya pernah kamu bayangkan untuk diri sendiri. Sering juga, kita lebih memilih-milih pekerjaan yang ingin dilamar, tidak asal apply saja.

Memang, saat ini relatif umum bagi para profesional untuk berganti pekerjaan, atau bahkan karir, berkali-kali selama kehidupan kerja mereka.

Tetap mencoba mengetahui passion kerjamu ya, Dear!

5. Menangani masalah keuangan sendiri

1591253403-image004.jpg

Semakin bertambahnya usia, semakin banyak hutang yang perlu dilunasi dan juga meningkatnya biaya hidup, seperti biaya sewa, makanan, dan transportasi untuk dijaga, bisa menjadi perjuangan tersendiri untuk mengatur keuangan bagi fresh graduate.

Karena kebanyakan sebelumnya masih ikut orangtua, setelah lulus dari universitas dan mendapatkan pekerjaan pertamamu, kamu akan bertahap dan perlahan mengurus urusan keuanganmu sendiri.

Menangani dan memenuhi kewajiban finansial juga bisa menjadi hal yang rumit untuk lulusan baru, terutama karena gaji entry-level umumnya rendah.

Ingatlah, bahwa menabung serta investasi itu penting. Jangan habiskan gajimu untuk hal dan kebutuhan gaya hidupmu saja. Bekerjalah dengan giat, secara bertahap. Maka, bukan hal yang tidak mungkin gajimu akan meningkat, Dear!

6. Berbagai permasalahan hidup yang menghampiri membuat stres datang menghampiri

Pada awalnya, kamu mungkin akan meremehkan diri sendiri karena merasa sangat sulit untuk memenuhi target tertentu yang ditetapkan oleh atasanmu di kantor. Lebih buruk lagi, rasanya lebih menekan ketika rekan kerja memintamu untuk bekerja lebih cepat.

Kamu akan menemukan momen yang mengejutkan ketika kamu menyadari bahwa pekerjaan yang kamu kerjakan tidak semudah atau tidak sesuai dengan apa yang kamu pelajari di perguruan tinggi.

Semuanya terasa rumit dan kamu mudah merasa pusing dan stres. Ketika ini terjadi, kamu harus belajar untuk menguasai diri dan bersabar. Ingatlah, bahwa ini kesempatan besar untukmu belajar di tempat kerjamu. Ambil ilmu sebanyak-banyaknya, meski terasa berat.

Banyak orang di luar sana tidak seberuntung dirimu, dan ingin berada di posisimu saat ini. Syukuri pekerjaan yang kamu punya ya, Dear!

7. Cemas dengan apa yang sudah orang lain capai saat ini

Pernah mendengar istilah "rumput tetangga terlihat lebih hijau"?

Kamu pasti sering bertemu dengan teman sekelas atau teman seangkatan, dan dia dengan bangga memberitahumu tentang pekerjaan barunya. Baik itu gajinya, tugas, tunjangan, fasilitas, budaya, atau faktor-faktor lainnya. 

Ada sesuatu yang membuat pekerjaannya terdengar jauh lebih baik daripada pekerjaan yang kamu jalani saat ini.

Sering diri kita merasa sedikit iri, atau mungkin menyesal tentang pekerjaan saat ini. Pada titik ini, kamu harus ingat bagaimana dirimu merasakan kebanggaan yang sama dengan temanmu saat pertama kali bekerja. 

Setiap pekerjaan memiliki masalahnya sendiri, dan mungkin ada masalah yang lebih besar dari yang kamu alami di luar sana.

Kalau kecemasanmu tidak berkurang dan makin menjadi-jadi, cobalah untuk berkonsultasi dengan psikolog tentang kecemasanmu, mungkin soal pekerjaan dan karirmu. Penting untuk mencoba konseling, Dear!

Akan sulit untuk memasuki dunia yang penuh dengan tanggung jawab dan komitmen, tetapi kabar baiknya adalah kamu tidak sendirian. Ingatlah bahwa setiap orang yang sukses pasti pernah berada di posisimu saat ini, dan jika mereka berhasil, kamu juga pasti bisa Dear!

Sumber:

http://www.mscareergirl.com/%20work-life-challenges/
https://talentvis.com/article/detail?id=Fresh-Graduate%2C-Get-Yourself-Ready-to-Face-These-Challenges-in-the-Workplace
https://www.kalibrr.com/advice/2015/03/6-problems-only-fresh-grads-will-understand
 

Artikel ini ditulis oleh Albin Sayyid Agnar dan merupakan kerja sama Urbanasia dengan Riliv, aplikasi kesehatan mental yang terdiri dari meditasi online dan konseling psikologi online, dan telah membantu lebih dari 150.000 pengguna agar lebih sehat mental.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait