URnews

Jangankan Kamu, CEO Zoom Juga Kelelahan Rapat Online Terus Menerus

Afid Ahman, Kamis, 13 Mei 2021 09.11 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Jangankan Kamu, CEO Zoom Juga Kelelahan Rapat Online Terus Menerus
Image: Aplikasi Zoom. (Istimewa)

Jakarta - Tak hanya kamu saja yang merasakan ‘Zoom Fatigue’ sejak memjalani work from home (WFH) selama pandemi setahun ini. CEO Zoom Eric Yuan ternyata dilanda hal yang sama.

Zoom Fatigue merupakan istilah untuk menggambarkan kondisi kelelahan karena terlalu sering menjalani pertemuan virtual atau berbincang menggunakan aplikasi seperti Zoom Meeting dan sejenisnya.

Nah baru-baru Eric Yuan mengaku dirinya lelah dengan rapat virtual yang tidak berkesudahan. Dia bahkan pernah mengikuti nyaris 20 kali rapat virtual berturut-turut dalam sehari menggunakan platform Zoom.

“Ya. Saya ingin memberitahu anda. April lalu, di salah satu hari, saya memiliki total 19 Zoom meetings. Aku sangat lelah dengan itu, jadi aku benar-benar kelelahan,” ujarnya.

Tentu ini menjadi sebuah ironi. Seperti kita tahu sejak pandemi, banyak kantor kemudian menerapkan WFH dan menggelar rapat secara virtual. Kondisi ini membuat popularitas Zoom meroket, karena aplikasi ini menjadi pilihan utama.

Semakin banyak rapat digelar, pastilah membawa keuntungan bagi Zoom. Jadi bukannya dengan makin sering rapat online bikin Eric seharusnya tambah senang, tapi kenyaaan sebaliknya dia merasa tersiksa.

Karena dilanda Zoom Fatigue, Eric berencana bakal menerapkan kembali sistem kerja dari kantor untuk para karyawannya. Sebab saat ini, vaksin COVID-19 sudah tersedia secara luas.

Selain itu dia melihat banyak perusahaan lain yang awalnya mempertimbangkan untuk WFH permanen belakangan berubah juga pikirannya. Sebab tidak semua karyawan merasa senang bekerja dari rumah atau harus mengikuti meeting virtual via Zoom terus menerus.

Hanya saja Eric tidak ingin karyawannga masuk kantor secara permanen. Dia berencana menerapkan sistem kerja hybrid, yakni karyawan bekerja dari kantor dan rumah.

“Kemungkinan besar para karyawan akan datang ke kantor dalam dua hari seminggu. Sisanya, mereka akan tetap bekerja dari rumah," tuturnya.

Pengakuan Eric soal Zoom Fatigue ini muncul setelah para ahli di Stanford University memperingatkan bahwa kontak mata yang intens dan konsentrasi untuk interaksi lewat layar lebih melelahkan ketimbang pertemuan tatap muka biasa.

Temuan tersebut didapat setelah para peneliti melakukan survei dengan melibatkan lebih dari 10.000 orang yang menggunakan platform Zoom setiap hari sejak Februari hingga Maret tahun ini.

Hasilnya, peneliti menemukan bahwa satu dari tujuh wanita merasa sangat lelah setelah melakukan Zoom meetings. Sementara untuk lelaki, satu dari 20 orang merasa kelelahan usai gunakan Zoom meeting.

Ternyata, menurut peneliti, perempuan lebih fokus ketika di depan kamera, tak hanya fokus ke lawan bicaranya.

Para perempuan juga melakukan rapat virtual lebih lama dan cenderung tidak beristirahat. 

Peneliti juga menemukan perbedaan tingkat Zoom fatigue berdasarkan kepribadian, ras dan usia.

Orang ekstrovert dilaporkan tidak terlalu merasa lelah setelah melakukan Zoom meeting, berbeda dengan mereka yang introvert.

Sama halnya dengan mereka yang cenderung tenang dan stabil secara emosional, dibandingkan dengan mereka yang lebih cemas.

Semetara itu usia muda yang mengikuti survei mengalami tingkat kelelahan lebih tinggi dibandingkan yang lebih tua. Sementara ras kulit berwarna lebih banyak merasa lelah dibandingkan kulit putih.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait