URnews

Jatim Perluas Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka, Kecuali di Zona Merah

Nivita Saldyni, Senin, 7 September 2020 10.50 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Jatim Perluas Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka, Kecuali di Zona Merah
Image: Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meninjau pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka di SMA 2 Nganjuk, Senin (24/8/2020). (Instagram @khofifah.ip)

Surabaya - Uji coba pembelajaran tatap muka untuk SMA, SMK, dan SLB di Jawa Timur (Jatim) akan diperluas. Keputusan ini diperoleh dari hasil evaluasi Dinas Pendidikan Jatim terkait uji coba tahap pertama yang dilakukan pada 18 - 30 Agustus 2020 lalu di sejumlah daerah.

"Hasil evaluasi menyebutkan kalau pembelajaran tatap muka berjalan dengan baik. Maka, mulai 31 Agustus 2020 uji coba pembelajaran tatap muka diperluas," kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi kepada wartawan, Senin (7/9/2020).

Nah bedanya, kalau pada uji coba tahap satu hanya masing-masing satu SMA, SMK, dan SLB per kabupaten/kota yang diizinkan, maka kali ini jumlahnya ditambah. Sayangnya keputusan itu baru hanya berlaku untuk SMK aja ya.

"Mulai 31 Agustus 2020 itu jumlah SMK-nya ditingkatkan menjadi masing-masing kabupaten/kota 25 persen," imbuhnya.

Jadi, misalkan satu kota/kabupaten yang diizinkan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka ini memiliki 8 SMK maka yang boleh dibuka hanya dua sekolah. 

Wahid pun menambahkan bahwa perluasan ini masih hanya berlaku untuk SMK yang berada di daerah dengan tingkat penularan COVID-19 sedang hingga rendah atau zona kuning dan oranye. Sedangkan untuk daerah yang masih berada di zona merah atau tingkat penularannya tinggi, belum diizinkan guys.

"Sekolah yang ingin melakukan belajar tatap muka harus mendapatkan rekomendasi dari Gugus Tugas COVID-19 kabupaten/kota. Dan untuk zona merah tidak, Surabaya belum," tegasnya.

Selain itu, untuk memastikan kesehatan para guru di Jatim, Wahid memastikan bahwa Pemprov Jatim telah menyediakan layanan rapid test.

Hingga kini, sedikitnya 10 ribu guru telah mengikuti rapid test pada uji coba tahap pertama. Pada tahap kedua, akan ada 10 ribu guru lagi yang dijadwalkan akan ikut rapid test massal ini.

"Hasilnya ke Dinkes. Dinkes yang tahu datanya, karena Dinkes yang melakukan," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait