URnews

Jemput Pasien COVID-19, Petugas Medis di Surabaya Dilumuri Kotoran

Nivita Saldyni, Kamis, 1 Oktober 2020 11.50 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Jemput Pasien COVID-19, Petugas Medis di Surabaya Dilumuri Kotoran
Image: Ilustrasi tenaga kesehatan. (Shutterstock)

Surabaya - Penolakan petugas medis oleh keluarga pasien COVID-19 masih terjadi. Salah satunya, seorang petugas di Kota Surabaya yang baru-baru ini mendapat perlakuan tak mengenakkan saat menjemput pasien terkonfirmasi positif COVID-19.

Hal ini diungkapkan oleh Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara, Rabu (30/9/2020) lalu. Ia membenarkan bahwa telah terjadi penolakan di Rusun Bandarejo, Selasa (29/9/2020) lalu.

"Kejadiannya tanggal 29 September kemarin," kata Febri kepada wartawan di Surabaya, Rabu (30/9) kemarin.

Dalam foto yang beredar, tampak baju hazmat berwarna putih yang digunakan petugas itu kotor. Bukan kotor biasa, baju itu telah dilumuri kotoran oleh keluarga pasien yang menolak saat anggota keluarganya yang positif COVID-19 dijemput untuk menjalani perawatan di rumah sakit.

Febri menjelaskan kejadian itu berawal dari tes swab massal yang dilakukan pihaknya di rusun setempat pada 23 September 2020. Hasil pun baru keluar 28 September 2020.

Berangkat dari hasil tes tersebut didapatkan seorang laki-laki penghuni berinisial X yang memiliki komorbid, sehingga diminta untuk menjalani perawatan di rumah sakit rujukan.

Namun sayang, saat petugas datang menjemput ternyata istri dan anaknya tak terima. Petugas pun melakukan mediasi antara Satgas, pihak Kecamatan, dan salah satu anak pasien hingga akhirnya menghasilkan kesepakatan untuk menjemput pasien.

Namun ternyata sang istri tetap tak terima petugas membawa suaminya. Sehingga terjadilah kejadian tak mengenakkan yang dilakukan istri pasien dengan melumuri kotoran ke APD petugas itu 

"Namun tetap saja enggak terima, terus gitu ke baju hazmatnya petugas," jelasnya.

1601528029-kotoran-di-apd.jpegAPD petugas medis di Surabaya yang berlumuran kotoran karena mendapat penolakan dari keluarga pasien COVID-19. (Ist)

Febri menjelaskan petugas tak melakukan perlawanan. Petugas menerima hal tersebut dengan alasan menjalankan tugas kemanusiaan.

Butuh waktu yang cukup lama hingga akhirnya keluarga pasien menerima dan pasien bersedia untuk di bawa ke rumah sakit. Sementara itu seluruh anggota keluarga pasien juga telah menjalani tes swab.

Belajar dari kejadian ini, Febri meminta agar seluruh warga Surabaya untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan COVID-19.

Sebab kerjasama warga sangat berarti untuk membantu upaya bersama memutus rantai penyebaran virus corona di Kota Pahlawan.

"Ini kan untuk kebaikan bersama, agar bisa terus memutus mata rantai ini, penyakit ini bukan aib," tutup Febri. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait