URedu

Kalahkan UI & UGM, IPB Jadi Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia 2020

Nunung Nasikhah, Selasa, 18 Agustus 2020 14.22 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kalahkan UI & UGM, IPB Jadi Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia 2020
Image: Kampus IPB. (ipb.ac.id)

Bogor – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) belum lama ini mengumumkan klasterisasi perguruan tinggi Indonesia tahun 2020.

Klasterisasi tersebut merupakan upaya Ditjen Dikti untuk melakukan pemetaan atas kinerja perguruan tinggi akademik Indonesia yang berada di bawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun ini, klasterisasi diikuti oleh 2.136 perguruan tinggi di Indonesia.

Dari klasterisasi tersebut, Institut Pertanian Bogor (IPB) muncul di urutan pertama mengunguli Universitas Indonesia (UI) yang menduduki peringkat kedua, Universitas Gadjah Mada (UGM) di peringkat tiga, Universitas Airlangga (Unair) di peringkat empat, dan Institut Teknologi Bandung (ITB) di peringkat lima.

Atas prestasi tersebut, Rektor IPB University, Prof Arif Satria mengatakan bahwa prestasi tersebut merupakan hasil kerja keras seluruh warga IPB University.

“Ini adalah hasil kerja keras kita semua. Saya mengapresiasi seluruh civitas akademika, tenaga kependidikan, dan alumni yang terus kompak dan bersungguh-sungguh dalam memajukan IPB University,” ungkap Prof Arif, seperti dikutip dari website resmi IPB (18/8/2020).

“Tentu capaian ini juga hasil kerja keras para pimpinan IPB University sebelumnya yang telah memberi fondasi yang kuat untuk kemajuan IPB University,” sambungnya.

Klasterisasi perguruan tinggi ini bertujuan untuk merumuskan indkator kualitas perguruan tinggi yang telah terdokumentasi di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti).

Selain itu juga untuk melakukan telaah klasterisasi berdasarkan indikator tertentu untuk kepentingan pembinaan perguruan tinggi.

Hasil klasterisasi ini digunakan untuk membangun landasan bagi Kemendikbud dan perguruan tinggi untuk melakukan perbaikan terus-menerus dalam rangka meningkatkan performa dan kesehatan organisasi.

“Prestasi ini harus menjadi penyemangat bagi kita semua untuk memberi yang terbaik bagi bangsa ini,” tandas Prof Arif.

Sementara itu, sumber data yang digunakan untuk menyusun klasterisasi merupakan data yang siap guna dari PD Dikti, data yang tidak tercakup dalam PD Dikti tetapi merupakan hasil penilaian dari unit kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, data yang belum tercakup dalam PD Dikti tetapi dikumpulkan secara terstruktur oleh unit kerja dan sangat relevan dengan Klasterisasi Perguruan Tinggi.

Selain itu juga didukung dengan data dari eksternal Kemendikbud tetapi sudah mapan dan dapat menggambarkan kualitas Perguruan Tinggi (data akreditasi, kinerja penelitian, inovasi, data Abdimas, dan data publikasi terindeks scopus).

Nah, indikator klasterisasi Perguruan Tinggi tahun 2020 dibagi menjadi empat yaitu input, proses, output dan outcome.

Indikator input meliputi persentase dosen berpendidikan doktor (S3), persentase dosen dengan jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar, rasio jumlah mahasiswa terhadap dosen, jumlah mahasiswa asing dan jumlah dosen bekerja sebagai praktisi di industri.

Sedangkan indikator proses, terdiri dari akreditasi institusi Badan Akreditasi Nasional-Pendidikan Tinggi (BAN-PT), akreditasi program studi BAN-PT, pembelajaran daring, kerjasama perguruan tinggi, kelengkapan laporan PD Dikti, jumlah program studi bekerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau QS Top 100 World Class University (WCU) by subject, program studi yang melaksanakan program merdeka belajar dan mahasiswa yang mengikuti Program Merdeka Belajar.

Sementara indikator output terdiri dari jumlah artikel ilmiah terindeks per dosen, kinerja penelitian, kinerja kemahasiswaan dan jumlah program studi yang terakreditasi internasional.

Adapun dari sisi outcome, indikator yang dinilai berupa kinerja inovasi, persentase lulusan yang memperoleh pekerjaan dalam waktu enam bulan, jumlah sitasi per dosen, jumlah paten per dosen dan kinerja pengabdian masyarakat.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait