URguide

Kamu Jadi Korban Ghosting? Psikolog: Nggak Usah Reaktif

Anisa Kurniasih, Minggu, 14 Maret 2021 09.10 | Waktu baca 1 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kamu Jadi Korban Ghosting? Psikolog: Nggak Usah Reaktif
Image: Ilustrasi ghosting (Freepik)

Jakarta - Merasakan ghosting secara tiba-tiba apalagi saat lagi sayang-sayangnya memang menyedihkan ya, guys. Apalagi jika hubungan yang telah dijalani tidak sebentar.

Istilah ghosting bisa diartikan dengan kondisi hubungan asmara yang menggambarkan seseorang memutus interaksi secara tiba-tiba tanpa kabar. Seseorang yang melakukan ghosting disebut sebagai ghoster sedangkan yang menjadi korban ghosting disebut dengan ghosty.

Mungkin tak banyak orang sadar apa yang harus dia lakukan ketika dirinya menjadi korban ghosting. Namun, psikolog klinis, Ratih Zulhaqqi menyebutkan menyikapi ghoster harus dengan cara tepat agar tidak merugikan sendiri.

Menurutnya, cara pertama ialah mengamati terlebih dahulu tindakan yang dilakukan ghoster dan jangan bersikap reaktif.

“Tidak usah reaktif dulu, kesel memang sudah pasti karena menghadapi sebuah ketidakjelasan. Namun, harus tenang dulu,” ujar Ratih dalam live Instagram URlife bersama Urbanasia dengan tema ‘Dealing with Ghosting’.

Ratih menambahkan, kalau memang orang tersebut benar-benar sudah tidak bisa dihubungi sama sekali, kita anggap bahwa dia ingin mengakhiri secara seperti ini.

Bersikap lebih menurut Ratih menjadi saran terbaik meskipun seseorang sedang diselimuti rasa emosi. Karena, jika melakukan sikap reaktif malah akan merugikan korban yang dighosting.

“Artinya, cinta memang perlu diperjuangkan tapi cinta seperti apa dulu, itu yang harus jadi pertanyaan,” kata Ratih.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait