URnews

Kasus Omicron pada Anak di Surabaya Didominasi Usia 5-17 Tahun

Nivita Saldyni, Selasa, 15 Februari 2022 15.39 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kasus Omicron pada Anak di Surabaya Didominasi Usia 5-17 Tahun
Image: Anak anak (Pixabay/Leo_Fontes)

Surabaya - Urbanreaders, khususnya para orang tua di Kota Surabaya tampaknya sudah harus meningkatkan kewaspadaan. Pasalnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkap bahwa kasus Omicron pada anak di Kota Pahlawan telah mencapai 17,39 persen dari total kasus dengan rata-rata pasien berusia 5-17 tahun.

“Rata-rata anak yang terpapar varian Omicron didominasi usia 5-17 tahun. Kasus Omicron pada anak, sebesar 17,39 persen dari total kasus Omicron yang terkonfirmasi di Kota Surabaya,” kata Eri di Surabaya, Selasa (15/2/2022).

Terkait kasus Omicron pada anak, menurut Eri hal ini disebabkan oleh tingkat aktivitas dan mobilitas orang tua atau orang dewasa yang tinggi. Hal itulah yang kemudian memicu munculnya klaster keluarga di Kota Surabaya.

Untuk itu, Eri mengimbau kepada orang tua atau orang dewasa untuk tetap memperhatikan penerapan protokol kesehatan selama berada di rumah saat mendampingi anak-anak. Sebab menurutnya anak-anak rawan terpapar virus Corona varian Omicron.

Selain itu, mereka juga mudah terpapar saat beraktivitas di tempat umum atau ruang publik loh. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina.

“Kegiatan di tempat umum juga mendominasi kasus Omicron pada anak-anak,” kata Nanik.

Untuk itu ia mengarahkan agar anak-anak yang terpapar varian Omicron melakukan isolasi di tempat isolasi terpusat (isoter) yang disediakan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, yaitu Hotel Asrama Haji (HAH). Ia pun mengatakan bahwa orang tua bisa mendampingi anak mereka selama dirawat di sana.

“Ketika melakukan isolasi di HAH, orang tua dapat mendampingi anak-anak mereka di sana hingga anak tersebut dinyatakan sembuh,” jelasnya.

Untuk tingkat kesembuhan sendiri, Nanik mengatakan tingkat kesembuhan pada pasien COVID-19 anak di Surabaya tinggi. Selain itu, sampai saat juga pihaknya belum menemukan kasus yang membutuhkan perawatan khusus pada pasien anak.

“Namun, terkait dengan pelaksanaan vaksinasi booster pada sasaran anak masih menunggu instruksi dari Kemenkes RI,” pungkas Nanik.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait