Kata Sejarawan soal Festival Santet: Lebih Baik Festival Magi Banyuwangi

Malang - Sejarawan Universitas Negeri Malang (UM), Dwi Cahyono menilai, penggunaan nama 'Festival Santet' di Banyuwangi, Jawa Timur akan semakin mengundang kontroversi.
"Festival Magi Banyuwangi aja namanya, itu lebih aman. Kalau menggunakan Festival Santet Banyuwangi akan mengundang banyak kontroversi," katanya kepada Urbanasia, Jumat (5/2/2021).
Dwi pun menjelaskan terkait istilah magi, yakni dibagi menjadi dua, pertama adalah magi distruktif (hitam) dengan tujuan pasien meminta untuk menyakiti, membunuh dan mencelakai seseorang.
Kedua adalah magi protectic (putih) yang bertujuan untuk mendapatkan keselamatan, terhindar dari bahaya, kekebalan. Contohnya yakni minta perlindungan agar tidak disakiti orang.
"Yang di festival itu kan penyembuhan, sebenarnya baik. Biasanya itu menggunakan doa, misalnya untuk melindungi bencana dan lain-lain," tambahnya.
"Kalau saya saran jangan pakai nama festival santet, tapi pakai festival magi saja. Ini masalah batas istilah, kalau batasan istilah clear ya beres," imbuhnya.
Lebih lanjut, ia pun meminta kepada pihak terkait untuk menjelaskan dengan rinci apa festival itu. Dan kemudian siapa yang disantet, agar penilaian orang kepada 'dukun' tidak lagi negatif.
"Ini sebenarnya cuma masalah terminologi atau istilah saja. Seharusnya, definisikan juga santet itu apa, kemudian bisa nggak diterima khalayak. Biar citra dukun nggak kembali negatif," ungkapnya.
"Kalau pakai nama santet, tanggapan orang itu menjadi magi hitam. Kalau tujuannya untuk pengobatan dan keamanan nggak masalah, cuma nama saja yang kurang tepat," bebernya.
Banyuwangi memang kental dikenal sebagai salah satu daerah di Indonesia yang memiliki budaya keilmuan, dalam hal ini adalah santet atau perdukunan.
Dengan dikenal sebagai ini, tentunya menjadi daya tarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk mengunjungi Banyuwangi.
"Ini kan sebenarnya khasanah budaya Indonesia, Banyuwangi dikenal sebagai tempat kuat sebagai praktik 'dukun' ini. Praktik magi ini kan menggambarkan khasanah budaya tujuannya baik. Bisa banyak sebenarnya yang akan mengunjungi, hanya istilah saja masalahnya," tandasnya.
Sebelumnya, pada 3 Februari 2021 kemarin, Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) yang terbentuk di Banyuwangi bakal menggelar festival santet dan mengenalkan destinasi mistis di Banyuwangi, seperti Alaspurwo, Rowo Bayu dan Antaboga.
Dalam waktu dekat, rencananya mereka akan ditujukan untuk doa bersama dan pengobatan gratis.
Adapun doa bersama untuk meminta masyarakat Banyuwangi terhindar mara bahaya, khususnya saat ini erupsi Gunung Raung. Sedangkan pengobatan gratis dilakukan untuk berbagai macam penyakit.
Sementara untuk festival santet akan menjelaskan tentang ilmu-ilmu spiritual yang masih ada di Banyuwangi.