URnews

Kematian Dokter Indonesia Akibat COVID-19 Makin Meningkat

Anita F. Nasution, Minggu, 4 Oktober 2020 16.33 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kematian Dokter Indonesia Akibat COVID-19 Makin Meningkat
Image: istimewa

Jakarta - Tim Mitigasi PB IDI bersama Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pada hari Sabtu (3/10/2020) melaporkan bahwa angka kematian dokter semakin meningkat di tengah Pandemi COVID-19.

Pada hari tersebut, tercatat sebanyak 130 dokter telah meninggal dunia, dengan rincian 67 dokter umum dengan 4 diantaranya merupakan guru besar, 61 dokter spesialis dengan 4 diantaranya adalah guru besar, serta 2 orang residen. 

Kemudian 9 dokter gigi (6 dokter gigi umum, 3 dokter gigi spesialis) dan 92 perawat telah meninggal dunia akibat virus COVID-19. 

Dari data yang disebutkan, keseluruhan dokter tersebut berasal dari 18 IDI provinsi dan 61 IDI Cabang (Kota/Kabupaten) di Indonesia. 

Jumlah kematian dokter yang semakin meningkat ini dinyatakan Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI dr Ari Kusuma, SpOG(K) bertolak belakang dengan penerapan protokol kesehatan yang semakin giat dikampanyekan. 

1601803936-Data-Kematian-Dokter-akibat-COVID-19.jpgSumber: IDI

Hal ini menurut Ari menjadi gambaran bahwa saat ini masyarakat Indonesia tidak hanya abai namun juga tidak peduli terhadap penerapan protokol kesehatan. 

"Kehilangan para tenaga kesehatan merupakan kerugian besar bagi sebuah bangsa terutama dalam mempertahankan dan pengembangan aspek kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan terutama dokter di Indonesia sebelum pandemi COVID sudah merupakan salah satu yang terendah di Asia dan dunia," ujar Ari. 

"Dengan jumlah dokter yang ada, rata-rata 1 (satu) orang dokter diestimasikan melayani 3,000 (tiga ribu) masyarakat. Dengan banyaknya korban dari pihak tenaga kesehatan saat ini, maka ke depannya layanan kesehatan pada pasien baik covid maupun non covid akan terganggu karena kurangnya tenaga medis," tambahnya. 

Menyusul meningkatnya angka kematian dokter tersebut, Ari kembali menghimbau masyarakat untuk bersama-sama melewati masa sulit ini dengan taat pada protokol kesehatan. 

Sementara itu, Ketua Tim Protokol dari Tim Mitigasi IDI, DR dr Eka Ginanjar, SpPD-KKV juga turut mengingatkan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dengan benar. 

"Penggunaan Masker yang baik dan benar sangat penting dalam upaya memutus rantai penularan COVID-19 termasuk menjaga diri kita dan orang lain yang kita sayangi dari tertular COVID-19. Maka langkah 3M harus dilaksanakan," ujar Eka.

Nah, adapun langkah 3M tersebut yaitu: 

1. Masker. 

Selalu memakai masker dengan baik dan benar menjadi barrier jalur masuk dan keluar dari proses penularan COVID-19 melalui droplet atau bahkan aerosol pada kondisi ruangan dengan sirkulasi yang tidak baik.

2. Menjaga jarak > 1 meter.
Menjaga jarak dan menghindari kerumunan apalagi beraktivitas bersama dalam waktu lama dengan sirkulasi udara tertutup, termasuk makan bersama.


3. Mencuci tangan.
Selalu mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun dengan benar selama 40 sd 60 detik atau bila tidak ada dapat menggunakan Handsanitizer berbasis alkohol.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait