URnews

Kenapa Harga BBM Naik Padahal Harga Minyak Dunia Turun? Simak Penjelasan Sri Mulyani

Itha Prabandhani, Sabtu, 3 September 2022 18.05 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kenapa Harga BBM Naik Padahal Harga Minyak Dunia Turun? Simak Penjelasan Sri Mulyani
Image: Menkeu Sri Mulyani dalam Talkshow Hari Pajak 2022, Selasa (19/7/2022). (YouTube Direktorat Jenderal Pajak)

Jakarta - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang ditetapkan pemerintah, membuat banyak masyarakat bertanya-tanya. Pasalnya, kenaikan harga BBM ini terjadi pada saat harga minyak dunia justru turun. Kenapa bisa begitu?

Dalam keterangan pers terkait pengalihan subsidi BBM, Sabtu (3/9/2022), Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan penyebab kenaikan harga bahan BBM subsidi sudah berdasarkan perhitungan pemerintah.

Menurut Sri Mulyani, anggaran subsidi yang selama ini diberikan oleh pemerintah sudah dinaikkan tiga kali lipat dalam bentuk subsidi BBM dan Elpiji, dari Rp 77,5 triliun ke Rp 149,4 triliun. Sedangkan subsidi untuk listrik, dinaikkan dari Rp 56,5 triliun menjadi Rp 59,6 triliun. Sementara kompensasi untuk BBM naik dari Rp 18,5 triliun menjadi Rp 252,5 triliun. Kompensasi listrik juga naik dari nol menjadi Rp 41 triliun.

Dengan demikian, total subsidi dan kompensasi untuk BBM, elpiji, dan listrik mencapai Rp 502,4 triliun, dihitung berdasarkan rata-rata dari Indonesian Crude Price (ICP) atau minyak mentah Indonesia yang mencapai US$105 per barel, dengan kurs Rp 14.700 per US$.

Perhitungan tersebut juga berdasarkan volume dari BBM subsidi jenis Pertalite yang diperkirakan akan mencapai 29 juta kl, sedangkan volume dari solar bersubsidi ialah 17,44 juta kl.

“Masyarakat saat ini bertanya karena harga minyak dalam sebulan terakhir mengalami penurunan. Kami terus melakukan penghitungan dengan harga minyak ICP yang turun ke US$90 sekalipun, maka harga rata-rata satu tahun ICP itu masih di US$98,8 atau hampir US$99. Atau, kalaupun harga minyak turun sampai di bawah US$90, maka keseluruhan tahun rata-rata ICP masih di US$97,” kata Sri Mulyani Indrawati dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/9/2022).

Dengan penghitungan tersebut, maka angka kenaikan subsidi dari Rp 502 triliun tetap akan naik menjadi Rp 653 triliun, kalau harga ICP rata-rata US$99. Sedangkan jika harga ICP rata-rata US$85, subsidi tetap akan naik menjadi Rp 640 triliun.

Terkait fluktuasi harga minyak mentah dunia, pemerintah akan terus melakukan monitoring untuk dapat mengalokasikan subsidi yang tepat bagi masyarakat.

“Perkembangan ICP harus dan akan terus kita monitor karena suasana geopolitik dan proyeksi ekonomi dunia masih akan sangat dinamis. Kami akan terus mengalokasikan subsidi bagi masyarakat,” paparnya.

“Apabila harga ICP di atas US$100, maka total subsidi kepada masyarakat dalam bentuk BBM masih akan mencapai Rp649 triliun. Maka, sebagian dari belanja yang tadinya untuk keseluruhan subsidi, akan digunakan untuk memberikan bantuan sosial kepada masyarakat,” tutur Menkeu.

Selanjutnya, pemerintah juga akan terus memantau dampak inflasi, pertumbuhan ekonomi, serta kemiskinan akibat kenaikan BBM yang diumumkan hari ini. Dengan adanya bansos yang diberikan, maka pemerintah berharap dapat menahan pertambahan jumlah kemiskinan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait