URstyle

Kick Avenue, Solusi Cari Sneakers Ori Lewat Platform Digital

Eronika Dwi, Kamis, 29 April 2021 12.54 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kick Avenue, Solusi Cari Sneakers Ori Lewat Platform Digital
Image: Booth Kick Avenue di event PlusEnamDua (Urbanasia/Eronika Dwi Pinara)

Jakarta - Saat ini sneakers menjadi salah satu mode sepatu yang digemari banyak orang, khususnya kaum pria.

Pasalnya, sneakers memiliki desain yang terlihat santai dan nyaman digunakan. Sneakers juga bisa dipadupadankan dengan berbagai jenis busana untuk berbagai aktivitas.

Maka tak heran, jika para pecinta sneakers rela mengeluarkan uang yang tak sedikit untuk membeli sepatu keluaran terbaru atau edisi terbatas dari mode sepatu ini.

Platform untuk mencari sneaker yang diinginkan pun sudah banyak tersedia, guys, seperti Instagram atau e-commerce. Namun, sayang beberapa platfrom tersebut tidak ada yang mampu menyediakan solusi dalam mengatasi kendala-kendala yang kerap dirasakan para sneakerhead, yaitu size, harga, dan keaslian.

Hal itulah yang kemudian mendorong tiga sahabat, Christopher Eko Raharjo, Alwin Sasmita dan Reinaldo Gunawan untuk membuat sebuah platform marketplace sneakers terpercaya di Indonesia yang menjamin keaslian produk-produk tersebut. Platform marketplace tersebut diberi nama Kick Avenue. 

"Latar belakangnya itu muncul dari permasalahan penyebaran barang-barang palsu. Jadi kita tau kalau Jordan atau Nike itu adalah salah satu brand global yang paling banyak dipalsukan dan kejadian ini banyak merugikan Indonesia, apalagi di saat hype-hype sneaker mulai marak, ya, lima tahun ke belakang," kata salah satu founder Kick Avenue, Christopher Eko Raharjo, kepada Urbanasia. 

"Makanya Kick Avenue hadir sebagai platform e-commerce pertama yang menghadirkan jasa otentikasi terhadap semua pembelian yang terjadi di platform," sambung pria yang akrab disapa Eko itu. 

Dikatakan Eko, nama Kick Avenue berasal dari kata 'Avenue' yang merupakan jalan komersial yang di dalamnya terdapat sebuah aktivitas jual beli. Sedangkan 'Kick' berasal dari istilah penyebutan orang-orang Barat terhadap sepatu. 

"Makanya Kick Avenue adalah gabungan dari aktivitas jual beli sepatu lahirlah namanya seperti itu," jelas Eko. 

Menjadi sebesar saat ini, tentunya tidak mudah. Berbagai masalah pun menghampiri Kick Avenue saat pertama kali terbentuk, yakni 2017. 

Eko mengatakan, kesulitan saat awal mendirikan Kick Avenue adalah mencari talent yang benar-benar paham bagaimana cara membedakan sepatu asli atau palsu. Namun, hal itu berhasil di atasi dengan training atau melatih para talent Kick Avenue. 

"Cuma hal ini bisa kita atasi dari belajar. Apalagi sekarang zaman internet, banyak informasi di luar sana yang bisa dijadikan patokan dan kita bisa training terhadap orang-orang awam yang belum pernah pegang sneakers sekali pun. Pada akhirnya mereka mengerti sehingga tim ini menjadi skill able" beber Eko. 

Tantangan atau kesulitan yang dihadapi berikutnya, Eko mengatakan adalah trust (kepercayaan). Hal itu karena terlalu banyak barang palsu yang ingin menghantui pasar Indonesia. 

Ada banyaknya problem barang palsu ini menurut Eko menyebabkan sulitnya sebuah perusahaan baru yang ingin menjamin bahwa setiap pembelanjaan yang dibeli itu adalah produk asli. 

"Trust issue adalah salah satu yang kita hadapi. Dan sampai saat ini pun tetap menjadi prioritas kita agar trust issue ini tidak hancur atau retak ke depan," kata Eko. 

Saat awal berdiri, Kick Avenue hanya mampu membukukan kurang lebih 25 sampai 30 sepatu saja. Namun, semakin meningkat tiap tahunnya. Terbukti, pada Desember 2020, Kick Avenue berhasil menjual 5,5 ribu transaksi atau pasang sepatu di platform mereka. 

Saat ini Kick Avenue sudah memiliki 53 staff. 

Kedepannya Kick Avenue memiliki target ingin semakin memajukan produk dalam negeri, dengan menyandingkannya dengan brand-brand luar. 

"Kemudian nomer dua menjadi platform pilihan para konsumen untuk berbelanja barang-barang otentik," tutup Eko.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait