URguide

Kisah Heroik Petugas Imigrasi di Perbatasan, Tak Gentar Diterjang Badai

Suci Nabila Azzahra, Selasa, 11 Oktober 2022 19.35 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kisah Heroik Petugas Imigrasi di Perbatasan, Tak Gentar Diterjang Badai
Image: Ilustrasi kapal petugas imigrasi di perbatasan. (PIXABAY/FelixMittermeier)

Jakarta - Tantangan berat sering dialami petugas imigrasi dalam melaksanakan tugasnya, hal ini menjadi pelajaran dan inspirasi kehidupan bagi kita. Contohnya ketika delapan orang petugas imigrasi berlayar di Selat Malaka menuju Pulau Belakang Padang, sebelumnya mereka dari Pulau Nipah.

Di tengah pelayaran, nakhoda sempat mengingatkan akan ada badai. Dia pun meminta arahan dari Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Belakang Padang, Wahyu Gumilang. Instruksi pun mengarahkan kapal kembali ke Pulau Nipah.

Sayangnya, baru berlayar sebentar, badai sudah melanda. Alhasil kapal terguncang ke atas ke bawah, ke kiri ke kanan. Tak hanya itu, kapal mesin tiba-tiba mati satu.

Para petugas terombang-ambing di tengah laut tanpa cahaya, mereka kompak berdoa. Meminta pertolongan Tuhan sembari mengingat keluarga yang ditinggalkan di Batam. 

Meski kondisi kapal tak baik, nakhoda sudah berpengalaman. Kapal pun bisa bertahan meski majunya pelan-pelan. Waktu tempuh yang biasanya sekitar 1 jam, akhirnya menjadi 3 jam. Tim pengawasan orang asing (Tim pora) Imigrasi akhirnya mencapai bibir dermaga Pelabuhan Belakang Padang dengan selamat.

Cerita di atas merupakan hal biasa yang dihadapi Tim Pora Imigrasi Belakang Padang kala menunaikan tugasnya ke pulau-pulau, ke kapal-kapal yang berlabuh jangkar di sekitar Selat Malaka yang menjadi wilayah tugas mereka.

Ada pula kejadian yang tidak biasa, yaitu ketika harus berhadapan dengan kru kapal asing yang melawan petugas.

Petugas Imigrasi Belakang Padang, Haykal, pernah melihat kapal asing mencurigakan di perairan Indonesia. Kapal itu berhenti di tempat yang tidak semestinya.

Saat didekati, kapal itu justru berlayar menjauh. Kapal yang membawa petugas Imigrasi pun berusaha mengejar. Namun, kapal asing malah menggiring petugas ke wilayah perairan Malaysia. Tentu saja, petugas Imigrasi berhenti mengejar, karena tidak ingin melanggar aturan batas negara.

Saat kapal Imigrasi berhenti, kapal asing justru bermanuver. Gelombang yang dihasilkan kapal itu relatif besar, kapal Imigrasi pun oleng, dan nyaris terbalik. Kapal asing terus melaju di perairan Malaysia, meninggalkan petugas imigrasi.

Tidak berhenti di situ, badai pun datang. Sementara kapal imigrasi sudah relatif jauh dari daratan. Pilihannya, mesin dimatikan. Kapal terombang-ambing di perairan mengikuti arah gelombang, hingga berjam-jam. Saat itu, ketinggian ombak mencapai 4 meter.

Nasib baik masih berpihak pada mereka. Badai berhenti beberapa jam kemudian, dan kapal bisa melanjutkan pelayaran. Para petugas Imigrasi Belakang Padang sudah berkali-kali mempertaruhkan nyawa di laut dan selalu menemukan keberuntungan di tengah perjuangan.

Segala keterbatasan tidak menghalangi mereka untuk tetap menjalankan kewajibannya memeriksa orang asing yang berada di kapal-kapal besar, di tengah lautan luas.

Mereka memastikan kedaulatan negara tetap berdiri tegak di wilayah perbatasan, di wilayah perairan yang tidak berpagar. Maka segala hormat sudah selayaknya diberikan kepada para petugas Imigrasi di wilayah perbatasan NKRI.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait