URguide

Kisah Pesugihan Kandang Bubrah: Renovasi Rumah hingga Tumbal yang Diminta

Shelly Lisdya, Kamis, 31 Maret 2022 19.32 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kisah Pesugihan Kandang Bubrah: Renovasi Rumah hingga Tumbal yang Diminta
Image: Ilustrasi Rumah Hantu. (Freepik)

Jakarta - Ada banyak cara untuk meraih kekayaan atau kesuksesan, beberapa di antaranya masyarakat memilih jalur instan dengan melakukan 'pesugihan'.

Pesugihan di Indonesia juga memiliki berbagai macam metode. Salah satunya adalah pesugihan kandang bubrah. Secara garis besar siapa yang memiliki pesugihan kandang bubrah ini, konon katanya akan merenovasi rumahnya secara berkala dan rutin.

Dari berbagai sumber menyebut bahwa pesugihan kandang bubrah ini berasal dari Tanah Jawa yang ada sejak ribuan tahun lalu.

Makna dari kandang bubrah adalah 'kandang' yang berarti rumah hewan dan 'bubrah' berarti rusak.

Para leluhur menciptakan pesugihan kandang bubrah ini dimaksudkan bagi mereka yang ingin membongkar atau merenovasi rumah agar keinginannya untuk menambah kekayaan tercapai.

Sebelum terikat dengan pesugihan, para kandidat akan melakukan ritualnya yang beragam, tergantung dari siapa mereka mendapatkan pesugihan kandang bubrah ini. 

Kemudian, meski ada yang menyebut pesugihan ini merupakan pesugihan yang aman tanpa tumbal, namun ada pula kejadian yang justru memakan korban.

Salah satunya yang dialami oleh pasangan suami istri, Nyono dan Wati (nama samaran). Menurut cerita, Wati menginginkan kehidupan yang layak. Padahal kala itu, usaha bakso Nyono terbilang cukup ramai. Namun, Wati menginginkan lebih dari itu.

"Suatu ketika Wati tiba-tiba ingin membeli mobil. Nyono beralasan kebutuhan rumah tangganya lebih banyak, ditambah anaknya yang banyak juga," menurut cerita dari YouTube Husein Kalia TV, dikutip Urbanasia, Kamis (31/3/2022).

Permintaan Wati yang diabaikan Nyono pun membuat rumah tangga mereka sedikit goyah. Hingga akhirnya Nyono diberi tahu perihal dukun yang bisa mendatangkan kekayaan.

Lantas Nyono pun datang menemui dukun yang berada di Jawa Tengah itu. Sesampainya di sana, Nyono dan dukun itu membuat perjanjian.

"Nyono kemudian ritual selama tiga hari. Hari demi hari, usaha Nyono berkembang, dia pun membuka usaha baru dan bisa menuruti keinginan istrinya," cerita pria yang akrab disapa mbah itu.

"Sampai akhirnya Nyono merenovasi rumah tersebut dengan perjanjian pesugihan kandang bubrah. Keesokan harinya usai merenovasi, didapati salah satu anaknya meninggal dunia," lanjutnya.

Malam hari, Nyono bermimpi didatangi seorang pria berbadan besar yang menyebut jika anaknya adalah tumbal dari pesugihan tersebut. 

Nyono yang takut dan cemas setiap harinya pun langsung kembali mendatangi dukun itu. Ia menanyakan kenapa ada tumbal dari pesugihan ini.

"Ketika kamu menemuiku, kamu mengiyakan. Dari situ ada ikrar yang harus ditepati, salah satunya tumbal," jawab dukun itu.

Khawatir siapa nanti yang akan menjadi tumbal selanjutnya. Nyono pun menceritakan semuanya kepada Wati. Hingga dia memutuskan datang ke Jawa Timur menemui kyai untuk menghilangkan perjanjian tersebut.

"Setelah datang ke kyai, dia ingin tobat. Lepas sudah perjanjian pesugihan itu, tetapi setelah pulang dia mendapati rumahnya hangus terbakar dan usahanya bangkrut semua. Pelepasan pesugihan ini juga harus diikuti dengan kehidupan yang sederhana. Setelahnya, Wati pun ikut bertobat dna mereka kembali merintis usaha," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait