URtainment

Klarifikasi Atalarik Syah Setelah Ngotot Salat Jumat di Zona Merah Corona

Anisa Kurniasih, Rabu, 8 April 2020 16.26 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Klarifikasi Atalarik Syah Setelah Ngotot Salat Jumat di Zona Merah Corona
Image: Atalarik Syah/Youtube

Jakarta -  Video pesinetron Atalarik Syah yang sempat ngotot untuk melaksanakan salat Jumat di zona merah saat wabah virus Corona sempat viral beberapa hari terakhir.

Padahal, seperti kita ketahui pemerintah sudah melarang masjid untuk ditutup dan tidak boleh ada kegiatan peribadahan.

Ia lantas dihujat banyak orang karena telah melanggar peraturan tersebut. Namun akhirnya, Atalarik meminta maaf lewat sebuah unggahan video di YouTube, Selasa (7/4/2020).

"Saya Atalarik Syah ingin mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Kepada seluruh umat di Tanah Air atas postingan saya yang membuat tersinggung atau kecewa sodara muslim," kata Atalarik Syah mengawali video yang diunggah Selasa (7/4/2020).

 Namun, kalimat yang diucapkan olehnya malah menggebu-gebu tidak takut pada corona namun kepada Allah SWT.

"Saya dan mewakili yang lain yang masih melakukan salat Jumat bukan berarti tidak mengindahkan himbauan saran Pemerintah terutama fatwa para ulama. Karena saya lagi menggebu-gebunya salat Jumat saya lagi ingin memiliki keyakinan lebih terhadap Allah SWT. Ingin lebih yakin lagi nggak takut sama virus Corona tapi takut sama Allah SWT." ucap Atalarik Syah.

Ia juga menyarankan semua tempat umum seperti masjid dan rumah ibadah lainnya agar menggunakan perlindungan dari pengadaan hand sanitizer hingga ruangan sterilisasi.

"Saya cuma berpikir, tempat-tempat ibadah bukan hanya masjid tapi yang lain masih bisa melakukan perlindungan agar jemaahnya bisa melakukan ibadah dengan nyaman dan tenang," imbuh aktor 46 tahun itu.

"Seperti memberikan hand sanitizer, menyediakan ruang sterilisasi sebelum wudhu, dan jamaah secara pribadi bisa melakukan membawa masker, membawa sajadah sendiri," Arick menambahkan.

Ia pun merasa miris saat makin banyak masjid yang tutup saat Jumatan pada tanggal 3 April 2020 lalu.

"Oleh karena itu saya merasa miris, miris sekali, sedih sekali makin banyak masjid ditutup. Padahal kita berharap virus Corona ini segera berlalu, dengan keyakinan beribadah kita," katanya.

Sebelumnya nih guys, mantan suami Tsania Marwah itu mengunggah rekaman video tengah mencari masjid yang tunaikan ibadah salat jumat berjamaah di daerah zona merah virus corona.

Bersama rekannya, pria 46 tahun ini sempat menanyakan hukum Islam bagi mereka yang tidak menunaikan ibadah salat jumat  selama tiga kali berturut-turut. Menurut temannya yang dipanggil ustaz, umat Islam yang tidak menunaikan salat jumat tiga kali itu dinyatakan kafir dan tidak diperbolehkan untuk menjadi wali putrinya saat menikah.

“Ini lagi blusukan kebetulan kami tinggal di daerah zona merah ingin cari masjid mana yang masih buka. Ini masih setengah jam dari waktu bedug ini ada ustaz, hukumnya apa sih kalau gak salat jumat tiga kali?,” ungkap Atalarik Syach lewat feeds Instagram yang diunggah pada Jumat (3/4/2020).

“Wah dinyatakan kafir, gak boleh ngawinin anak perempuannya,” balas rekannya.

Kemudian, ia dan rekannya menemukan masjid yang menunaikan ibadah salat jumat berjamaah. Kata dia, masjid tersebut diurus oleh umat Islam yang aqidahnya kuat dan dibangun dengan uang yang halal.

“Alhamdulillah di daerah zona merah katanya masih ketemu masjid orang islam yang aqidahnya kuat, Masha Allah mungkin bangun masjidnya pakai uang benar kali ya, oke Alhamdulillah mudah-mudahan minggu depan kesitu lagi,” ujarnya.

Nah, sikap Atalarik ini juga mengundang perhatian seorang netizen dengan akun Twitter @afifFuads, ia mengomentari Atalarik yang memaknai agama dengan kaku, konservatif, puritan dan sejenisnya.

"Parahnya lagi dia di red zone corona dan menurut ustadz yg disebelahnya, KAFIR klo ndak jumatan 3 kali, terilhat bagaimana pemaknaan pada agama dalam perjalan hijrahnya, kaku, konservatif, tekstual dan karepe dewe," tulis akun tersebut.

Ia juga menyarankan Pemahaman agama tidak cukup hanya berpijak pada teks Qur’aniyah Tanziliyyah melainkan perlu juga pendekatan teks Kauniyah Ilmiyah.

Gimana menurut kalian guys?

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait