URnews

Luncurkan Awan Panas, Gunung Merapi Masih Berstatus Siaga

Nivita Saldyni, Kamis, 7 Januari 2021 13.39 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Luncurkan Awan Panas, Gunung Merapi Masih Berstatus Siaga
Image: Aktivitas Gunung Merapi, Kamis (7/1/2021). (BNPB)

Yogyakarta - Gunung Merapi mengeluarkan guguran awan panas, Kamis (7/1/2021) pagi sekitar pukul 08.02 WIB, guys.

Berdasarkan laporan Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), seismograf mencatat awan panas terjadi dengan amplitudo maksimal 28 milimeter dan durasi 154 detik.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, awan panas itu meluncur dan mengarah ke hulu Kali Krasak. Sementara saat guguran awan panas itu terjadi, cuaca di sekitar Gunung Merapi terpantau berawan.

"Arahnya ke Kali Krasak dengan tinggi kolom abu 200 meter," kata Hanik dalam rilis resmi BNPB yang diterima Urbanasia di Jakarta, Kamis (7/1/2021).

Sayangnya, cuaca yang tak bersahabat membuat jarak guguran dari awan panas tak teramati secara visual. Namun Hanik mengatakan jika dilihat dari rekaman amplitudo dan data rekaman seismiknya, diperkirakan jaraknya tak lebih dari 1 kilometer.

"Jaraknya ini tidak teramati (secara visual) karena tertutup kabut, kelihatan di pucuknya saja. Kalau melihat durasinya ini jaraknya pendek, kurang dari satu kilometer," kata Hanik.

"Karena dari seismiknya kan cuma 154 detik dan amplitudonya 28 milimeter, jadi ini kecil. Awan panas kecil yang terjadi," lanjut Hanik menjelaskan.

Hingga saat ini BPPTKG juga belum mendapatkan laporan mengenai adanya hujan abu vulkanik. Hanik juga menegaskan, fenomena yang terjadi pagi ini bukan letusan, melainkan guguran awan panas.

Guguran itu diperkirakan berasal dari gundukan yang terbentuk pada periode sebelumnya, yakni sejak Kamis (31/12/2020) lalu dari lava 1997 yang kemudian meluncur ke arah barat daya menuju Kali Krasak.

"Kan kemarin terjadi adanya gundukan kecil, diperkirakan itu yang (kemudian) terjadi awan panas," pungkasnya.

Sementara itu hingga saat ini status Gunung Merapi masih berada di Level III atau Siaga. Hanik mengatakan pihaknya belum menaikkan status tersebut karena penetapan status gunung api berdasarkan pada penilaian ancaman terhadap penduduk di Kawasan Rawan Bencana (KRB).

"Sekali lagi saya ingatkan. Status aktivitas Gunungapi itu dasarnya adalah penilaian terhadap ancaman penduduk. Ini kan kita sudah memberikan rekomendasi assesment bahayanya potensi saat ini kan sejauh 5 kilometer. Itu masih aman. Sampai saat ini potensi bahaya belum lebih dari 5 kilometer," jelas Hanik.

Adapun prakiraan daerah bahaya tersebut meliputi Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah Lor), Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem), Desa Umbulharjo (Dusun Palemsari) di Kecamatan Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta.

Kemudian Desa Ngargomulyo (Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar), Desa Krinjing (Dusun Trayem, Pugeran, Trono), Desa Paten (Babadan 1, Babadan 2) di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Selanjutnya ada Desa Tlogolele (Dusun Stabelan, Takeran, Belang), Desa Klakah (Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur), Desa Jrakah (Dusun Jarak, Sepi) di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Dan berikutnya Desa Tegal Mulyo (Dusun Pajekan, Canguk, Sumur), Desa Sidorejo (Dusun Petung, Kembangan, Deles), Desa Balerante (Dusun Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang) di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Jawa Tengah.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait