URstyle

Masjid Kubah Emas, Cocok Jadi Wisata Religi Sambil Ngabuburit

Shelly Lisdya, Jumat, 30 April 2021 14.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Masjid Kubah Emas, Cocok Jadi Wisata Religi Sambil Ngabuburit
Image: Masjid Kubah Emas, Depok, Jawa Barat. (Instagram @jktshootandgram)

Jakarta - Masjid Kubah Emas atau Masjid Dian Al Mahri menjadi masjid kebanggaan warga Depok, Jawa Barat. Pasalnya, masjid ini disinyalir menjadi tempat peribadatan umat Muslim se-Asia Tenggara.

Masjid ini dibangun oleh Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid, pengusaha asal Banten, yang telah membeli tanah ini sejak tahun 1996. 

Selain menjadi tempat peribadatan, masjid yang dibangun di tepi jalan Raya Meruyung, Limo, Depok di Kecamatan Limo, Depok ini juga menjadi kawasan wisata keluarga dan menarik perhatian banyak orang karena kubah-kubahnya yang dibuat dari emas. 

Selain itu, karena area yang luas dan bebas diakses untuk umum, sehingga tempat ini sering menjadi tujuan liburan keluarga atau hanya sekadar dijadikan tempat ngabuburit.

Masjid ini dibangun sejak tahun 2001 dan selesai sekitar akhir tahun 2006. Masjid ini dibuka untuk umum pada tanggal 31 Desember 2006, bertepatan dengan Idul Adha yang kedua kalinya pada tahun itu.

Keistimewaan Masjid Kubah Emas terletak pada arsitekturnya, yakni seluruh kubah dilapisi emas setebal dua sampai tiga milimeter dan mozaik kristal. 

Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal. Kubah tersebut memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter. Sementara empat kubah kecil memiliki diameter bawah enam meter, tengah tujuh meter, dan tinggi delapan meter. 

Selain itu, di dalam masjid juga terdapat lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia seberat delapan ton loh Urbanreaders.

Sementara relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat dari emas 18 karat. Begitu juga pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah berlapis bahan prado atau sisa emas.

Secara umum, arsitektur masjid itu mengikuti tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. 

Ciri lainnya yakni gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen. Halaman dalam berukuran 45x57 meter dan mampu menampung delapan ribu jemaah.

Enam menara (minaret) berbentuk segi enam atau heksagonal, yang melambangkan rukun iman, menjulang setinggi 40 meter. Keenam menara tersebut dibalut batu granit abu-abu yang diimpor dari Italia dengan ornamen melingkar. Pada puncaknya terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat. 

Sedangkan kubahnya seperti bentuk kubah yang banyak digunakan masjid-masjid di Persia dan India. Lima kubah melambangkan rukun Islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24 karat yang materialnya diimpor dari Italia.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait