URamadan

Menaker Terbitkan SE Pemberian THR, Begini Isinya

William Ciputra, Selasa, 12 April 2022 12.40 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Menaker Terbitkan SE Pemberian THR, Begini Isinya
Image: Ilustrasi Tunjangan Hari Raya. (iStock)

Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menerbitkan Surat Edaran (SE) yang mengatur perihal pelaksanaan pemberian tunjangan hari raya (THR) bernomor M/1/HK.04/IV/2022. 

Ida mengatakan, SE THR itu ditujukan kepada para gubernur dan bupati/wali kota di seluruh Indonesia. Tujuannya agar pelaksanaan pemberian THR bisa dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku. 

Menurut Ida, pemberian THR keagamaan bagi pekerja atau buruh merupakan upaya memenuhi kebutuhan pekerja dan keluarganya selama perayaan hari raya keagamaan, dalam hal ini Lebaran. 

Pernyataan Ida itu sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan juncto Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan. 

“Pemberian THR Keagamaan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengusaha kepada pekerja atau buruh,” kata Ida dalam salinan SE yang diterima Urbanasia, Selasa (12/4/2022).

Berikut adalah poin-poin penting yang tertuang dalam SE tersebut:

1. THR Keagamaan diberikan kepada:

  1. Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus atau lebih.
  2. pekerja/buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.

2. Besaran THR Keagamaan diberikan sebagai berikut:

  1. Bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja dua belas bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar satu bulan upah.
  2. Bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus tetapi kurang dari dua belas bulan, diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan: masa kerja dibagi 12 dikali satu bulan upah.

3. Bagi pekerja/buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian lepas, upah satu bulan dihitung sebagai berikut:

  1. Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja dua belas bulan atau lebih, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam dua belas bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.
  2. Pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja kurang dari dua belas bulan, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.

4. Bagi pekerja/buruh yang upahnya ditetapkan berdasarkan satuan hasil maka upah satu bulan dihitung berdasarkan upah rata-rata dua belas bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.

5. Bagi perusahaan yang menetapkan besaran nilai THR Keagamaan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaan yang telah dilakukan lebih besar dari nilai THR Keagamaan sebagaimana nomor 2 di atas maka THR Keagamaan yang dibayarkan kepada pekerja/buruh sesuai dengan perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaan yang telah dilakukan.

6. THR Keagamaan wajib dibayarkan paling lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan.

Selain enam poin tersebut, SE Menaker ini juga mengimbau para gubernur untuk mendorong perusahaan yang beroperasi di wilayahnya agar membayarkan THR lebih awal sebelum jatuh tempo

Berikutnya, Kemnaker juga membentuk Pos Komando Satuan Tugas Ketenagakerjaan Pelayanan Konsultasi dan Penegakan Hukum THR 2022. Posko ini terintegrasi melalui poskothr.kemnaker.go.id, dan berfungsi menampung laporan terkait THR. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait