URguide

Mengenal Krisis Eksistensi Diri: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Fauzah Thabibah, Rabu, 13 April 2022 14.41 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal Krisis Eksistensi Diri: Penyebab dan Cara Mengatasinya
Image: Ilustrasi krisis eksistensi. (freepik/rawpixel.com)

Jakarta - Setiap orang pernah mengalami kecemasan, depresi, atau stres dalam hidup. Bagi banyak orang, emosi ini bersifat jangka pendek dan tidak terlalu mengganggu kualitas hidup mereka. Tetapi bagi orang lain, emosi negatif bisa menyebabkan keputusasaan yang mendalam dalam kehidupan dan memunculkan krisis eksistensi.

Apa Itu Krisis Eksistensi?

1649835244-foto-4-sad-boy-thongden-studio.jpgSumber: Ilustrasi krisis eksistensi. (freepik/thongden studio)

Krisis eksistensi adalah kondisi yang mengacu pada perasaan tidak nyaman tentang makna, pilihan, dan kebebasan dalam hidup.

Orang dapat mengalami krisis eksistensi ketika mereka mulai bertanya-tanya apa arti dan tujuan hidup mereka. Namun, mereka sendiri tidak mampu menemukan jawaban yang memuaskan, sehingga dapat memicu konflik dalam diri yang menyebabkan rasa frustasi dan hilangnya rasa gembira.

Tantangan dan tekanan sehari-hari mungkin bisa menjadi penyebab munculnya krisis eksistensi. Sebab, jenis krisis ini cenderung mengikuti keputusasaan yang mendalam atau peristiwa penting, seperti trauma atau kehilangan besar. 

Hal lain yang mungkin bisa menjadi penyebab krisis eksistensi adalah rasa bersalah akan sesuatu. Entah itu karena kehilangan orang yang dicintai atau merasa tidak puas dengan diri sendiri.

Cara Mengatasi Krisis Eksistensi dalam Diri

1649835264-foto-2-sad-boy-Nathan-Cowley--pexels.jpegSumber: Ilustrasi krisis eksistensi. (pexels)

Menemukan tujuan dan makna hidup bisa membantu kamu membebaskan diri dari krisis eksistensi. Berikut beberapa tips untuk mengatasinya, seperti dikutip dari laman Healthline:

1. Kendalikan pikiranmu. Ubah pikiran-pikiran negatif dan pesimis menjadi pikiran yang positif. Ambil langkah untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna. Mengejar hal yang diinginkan, menjadi sukarelawan untuk tujuan yang diyakini, atau berlatih menjadi lebih penuh kasih.

2. Buatlah jurnal untuk mencatat hal yang disyukuri agar hidup kamu lebih bermakna dari yang kamu pikirkan. 

3. Ingatkan diri tentang makna hidup. Kamu bisa meluangkan waktu untuk mengeksplorasi diri.

4. Jika kamu kesulitan melihat kebaikan dalam diri sendiri, mintalah bantuan teman dan keluarga untuk mengidentifikasi sisi positif yang ada di dalam dirimu.

5. Jangan berharap untuk menemukan semua jawaban. Hal ini bukan berarti kamu tidak bisa mencari jawaban atas semua pertanyaan dalam hidup. Namun, pahamilah bahwa beberapa pertanyaan tidak harus memiliki jawaban.

6. Kamu bisa memecah pertanyaan besar dalam diri menjadi lebih kecil. Kemudian berusaha untuk puas dengan menemukan jawaban atas pertanyaan kecil yang nantinya akan membentuk gambaran lebih besar.

7. Mungkin kamu bisa mengatasi sendiri krisis eksistensi tanpa dokter. Tetapi, jika gejalanya tidak hilang atau malah memburuk, segeralah temui psikiater, psikolog, atau terapis.

Krisis eksistensi bisa menimpa siapa saja, membuat banyak orang mempertanyakan keberadaan dan tujuan hidup mereka.

Kuncinya adalah memahami bagaimana krisis eksistensi berbeda dari depresi dan kecemasan normal, kemudian mendapatkan bantuan untuk menyingkirkan perasaan tersebut.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait