Mengenal Wabi Sabi Lifestyle, Cara Menerima Ketidaksempurnaan dalam Hidup

Jakarta - Banyak orang meyakini, hidup akan terasa lebih mudah untuk dijalani ketika kita mau dan mampu bersyukur.
Kali ini, kita akan membahas bagaimana konsep wabi sabi diterapkan dalam konseling dan psikoterapi di Jepang untuk menghargai dan menerima ketidaksempurnaan yang kita miliki.
Melansir Psychology Today, Selasa (15/11/2022), wabi sabi ini berasal dari sejarah dalam estetika upacara minum teh Jepang yang menjunjung tinggi nilai kemurnian, harmoni, dan ketenangan.
Jadi, konsep ini merupakan istilah Jepang yang mengacu pada cara seseorang untuk mengapresiasi keindahan ketidaksempurnaan, ketidakkekalan, dan kesederhanaan sebagai keadaan yang memang lumrah di dunia ini.
Sebab terhubung dengan emosi yang lebih positif dan menikmati manfaat rasa syukur, seorang Japanologist Beth Kempton pun sangat sulit untuk mendefinisikan wabi sabi karena merupakan pengalaman yang berpusat pada hati.
Di satu sisi, wabi sabi ini selaras dengan filosofi Jepang yang berniat untuk membangkitkan rasa melankolis dalam diri kita, sebagai saksi dalam perjalanan waktu dan hidup sendiri.
Baca Juga: Teman Lagi Depresi, Kita Bisa Apa?
Contoh Gaya Hidup Wabi Sabi
1. Hidup Rapi
Untuk mencapai sebuah ketenangan pikiran, perlu didukung dengan keteraturan yang bisa kamu usahakan di sekitarmu. Mulailah dengan cara merapikan ruangan dan simpan barang-barang yang akan kamu butuhkan nanti di tempat yang sesuai.
2. Menyatu dengan Alam
Wabi sabi juga mengajarkan kita untuk menumbuhkan hubungan rasa dengan alam dan bumi. Sebagai contoh, pilihlah barang bekas yang terbuat dari bahan alami daripada produk sintetis yang baru diproduksi.