URstyle

Mengenang Kisah Sejarah di Balik Monumen Pancasila Sakti

Anisa Kurniasih, Kamis, 1 Oktober 2020 15.05 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenang Kisah Sejarah di Balik Monumen Pancasila Sakti
Image: Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya (@monumenpancasilasakti/Instagram)

Jakarta - Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Oktober. Tepat di hari ini, Presiden Joko Widodo juga memimpin upacara Hari Kesaktian Pancasila yang digelar di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur (Jaktim).

Nah, tak cuma sebagai lokasi upacara saja guys, tapi tahukah kalian bahwa Pancasila Sakti merupakan monumen yang sengaja dibangun untuk mengenang kesaktian Pancasila dalam menumpas pelaku pengkhianatan gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia atau biasa dikenal G30S/PKI.

Dikutip dari berbagai sumber, monumen tersebut dibangun atas gagasan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto di atas tanah seluas 14,6 hektar. 

Pada peristiwa tersebut ada tujuh pahlawan revolusi yang gugur setelah diculik dan dibunuh dengan kejam oleh PKI.

Ketujuh Pahlawan Revolusi tersebut ialah Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Siswandono Parman, Jenderal Suprapto, Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, Jenderal MT Haryono, Jenderal Donald Ifak Panjaitan, dan Kapten Pierre Andreas Tendean.

1601538904-Monumen-Pancasila-Sakti-Lubang-Buaya-2.jpegSumber: Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya (@monumenpancasilasakti/Instagram)

Ketujuh pahlawan tersebut pun akhirnya diabadikan dalam bentuk patung yang berdiri pada sebuah alas yang berbentuk lengkung dengan relief yang menggambarkan peristiwa mulai prolog, kejadian, serta epilog dan penumpasan G30S/PKI.

Pada Monumen Pancasila Sakti terdapat patung-patung pahlawan revolusi yang terbuat dari perunggu setinggi kurang lebih 2,5 meter, relief yang dibuat juga setinggi 1,5 meter dan panjangnya sekitar 20 meter dengan bahan batu cor (artificial stone).

Di kawasan bersejarah itu juga ada Museum Monumen Pancasila Sakti yang menyajikan 9 diorama, guys. Diorama tersebut mulai dari rapat persiapan pemberontakan sampai dengan tindak lanjut pelarangan PKI oleh Pemerintah.

Lalu, ada juga tiga rumah bersejarah yang pernah digunakan oleh PKI, yaitu rumah penyiksaan, rumah pos komando, dan dapur umum. Selain itu, dihadirkan juga benda-benda bersejarah lainnya seperti pakaian-pakaian asli milik tujuh Pahlawan Revolusi di ruang relik.

Lalu, ada kendaraan-kendaraan di pameran taman, yaitu Panser Saracen yang digunakan untuk membawa salah satu jenazah Pahlawan Revolusi ke Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Replika truk  Dodge yang digunakan oleh anggota-anggota PKI untuk membawa Jenazah Jenderal D.I. Pandjaitan ke Desa Lubang Buaya, Jeep Toyota Kanvas, kendaraan dinas Pangkostrad dan sedan, kendaraan dinas Men/Pangad Jenderal TNI Ahmad Yani.

FYI guys, Museum Lubang Buaya merupakan sebutan umum untuk kompleks tempat berdirinya Monumen Pancasila Sakti di sebuah tempat di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

Nah, tempat ini dulunya adalah pusat pelatihan milik PKI. Nama lubang buaya sendiri berasal dari sebuah legenda yang menyatakan bahwa terdapat buaya-buaya putih di sungai yang terletak di kawasan pada saat itu.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait