URguide

Merinding! Ini Kisah Mistis 3 Terowongan Angker di Indonesia 

Anisa Kurniasih, Kamis, 28 Januari 2021 20.37 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Merinding! Ini Kisah Mistis 3 Terowongan Angker di Indonesia 
Image: Ilustrasi terowongan (Pixabay)

Jakarta - Indonesia memang masih kental dengan beragam cerita mistis yang bahkan melegenda. 

Sejumlah lokasi-lokasi bersejarah juga dipercaya menyimpan cerita mistis yang membuat bulu kuduk merinding termasuk soal terowongan yang dibangun sejak zaman dahulu.

Terowongan-terowongan di bawah ini juga  konon banyak disinggahi teman-teman kita dari dimensi lain, guys. Nah buat kamu yang penasaran dengan cerita horor, simak yuk kisah terowongan angker di bawah ini!

1. Terowongan Sasaksaat

1611840885-terowongan-sasaksaat.jpgSumber: Terowongan Sasaksaat. (heritage.kai.id)

Terowongan ini berada di daerah Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat yang terletak antara Stasiun Sasaksaat dan Stasiun Maswati. KA Pangandaran yang melayani Jakarta-Banjar nantinya akan melewati terowongan ini. 

Terowongan ini dibangun dari 1902 sampai 1903, terowongan Sasaksaat merupakan terowongan kereta api aktif terpanjang di Indonesia, yakni 949 meter, guys.

Agus Mulyana, pengajar Pendidikan Sejarah di Universitas Pendidikan Indonesia yang mengutip dari Verslag Der Staatsspoorwagen In Negerlandsch Over Het Jaar 1902, mengatakan bahwa sebelum terowongan ini dibangun, terlebih dahulu diadakan upacara pemberian sesajen. 

Upacara tersebut bertujuan agar pembangunannya tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, masyarakat sekitar terowongan Sasaksaat masih percaya bahwa tempat-tempat yang mereka anggap angker ada yang ‘menguasainya’. 

Saat dilakukan penggalian terowongan, terdapat batuan cadas. Dinamit sebetulnya bisa digunakan untuk menghancurkannya. 

Namun, untuk menghindari getaran hebat yang dapat mengakibatkan longsor, maka penggalian batuan cadas itu ditembus dengan menggunakan bor. 

Dan lagi-lagi agar tidak terjadi getaran kuat, pengeboran pun tidak menggunakan mesin, tapi secara manual mengandalkan tenaga manusia. Para kuli yang mengerjakan pembuatan terowongan ini terdiri dari orang-orang Indonesia dan Cina.

Sementara orang Eropa bertugas selaku mandor pekerja, pemborong, dan teknisi. Terowongan digali dari sisi utara dan selatan secara bersamaan, dan dikerjakan siang dan malam. 

Dalam pengerjaannya, imbuh Agus Mulyana dalam artikel bertajuk ‘Kuli dan Anemer: Keterlibatan Orang Cina dalam Pembangunan Jalan Kereta Api di Priangan (1878-1924)’ tidak banyak memakan korban jiwa, hanya saja seorang kuli pribumi meninggal dunia karena tertimpa batu. 

2. Terowongan Ijo

1611840953-terowongan-ijo.jpgSumber:Terowongan Ijo (heritage.kai.id)

Apakah kamu pernah dengar kisah legendaris Terowongan Ijo dengan keranda mayat terbangnya? Ya, terowongan yang dibangun pada tahun 1880 an ini dianggap sebagai lokasi angker yang bikin merinding.

Terletak di Daop 5 Purwokerto, Jawa Tengah, Terowongan Ijo menyimpan kisah kelam bantalan rel yang terbuat dari makam pekerja yang meninggal ketika terowongan sedang dibangun.

Banyak sekali para penumpang kereta yang pernah melewati terowongan ini mengaku melihat sosok pocong yang menempel pada jendela kereta. Ada juga yang mengaku melihat keranda mayat yang terbang begitu saja di area terowongan ini.

3. Terowongan Lampegan

Terletak di Desa Cibokor, Cianjur, Jawa Barat, Terowongan Lampegan dibangun pada 1879-1882 dan pertama kali dioperasikan oleh perusahaan kereta api milik Hindia Belanda, Staatsspoorwegen (SS).

Terowongan yang melayani kereta api yang menghubungkan Batavia dengan Bandung via Bogor/Sukabumi ini sempat runtuh akibat longsor pada tahun 2002 lalu. 

Konon, warga yang tinggal di sekitar Terowongan Lampegan seringkali mendengar teriakan, seruan, hingga munculnya penampakan wanita berkebaya merah yang diyakini bernama Nyi Sadea. Nyi Saeda konon merupakan penari ronggeng dengan paras jelita pada masa Hindia Belanda.

Suatu ketika, Nyi Saeda tiba-tiba menghilang di dalam Terowongan Lampegan tanpa diketahui ke mana dan enggak ditemukan keberadaannya sampai sekarang.

Warga sekitar mempercayai kalau Nyi Sadea dijadikan tumbal untuk penunggu terowongan sebagai syarat agar tidak mengganggu proses pembangunan, karena selama proses pembangunan Terowongan Lampegan sering ada pekerja yang meninggal.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait