URtainment

Mural 'Gemah Ripah Loh Jinawi' Hiasi Pasar Induk Beras Cipinang

Shelly Lisdya, Kamis, 25 Agustus 2022 16.56 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mural 'Gemah Ripah Loh Jinawi' Hiasi Pasar Induk Beras Cipinang
Image: Mural Gemah Ripah Loh Jinawi yang diinisiasi oleh Komunitas Kolaborasi, Jakarta Art Movement, dan Papatong Artspace di area luar Pasar Induk Beras Cipinang (ANTARA/HO)

Jakarta - Mural yang bertemakan 'Gemah Ripah Loh Jinawi' yang diinisiasi oleh Komunitas Kolaborasi, Jakarta Art Movement, dan Papatong Artspace mempercantik tembok-tembok di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur.

Mural tersebut merupakan kelanjutan dari mural provokatif pidato Bung Karo dan ulama Haji Darip di Flyover Klender pada 10 Agustus 2022. 

Sementara 'Gemah Ripah Loh Jinawi' sendiri merupakan ungkapan Bahasa Jawa yang familiar bagi masyarakat luas, memberi makna suatu kondisi kesejahteraan, makmur, dan berkecukupan.

"Seni harus membawa pesan tentang usia 77 tahun Indonesia tak hanya jalan di tempat. Masyarakat 'Gemah Ripah Loh Jinawi' wajib diwujudkan oleh kita dan negara dengan jalan kolaborasi," kata koordinator mural sekaligus seni, Bambang Asrini, dikutip dari Antara, Kamis (25/8/22).

Para seniman dalam kemitraannya dengan kurator membagi dua area utama di Pasar Induk Beras Cipinang. 

Pertama, yakni area luar tembok komplek yang menceritakan tentang daerah Jakarta sebagai wujud 'mini Indonesia' dengan menggambarkan visualisasi ikon-ikon Jakarta.

Penikmat seni dan masyarakat dapat melihat Patung Selamat Datang sampai ikon terkini, yakni Jakarta International Stadium (JIS) dengan merelasikan atmosfer wajah-wajah ceria keluarga dan sekelompok petani, serta distribusi yang dilakukan para pedagang. Semuanya dilebur dengan kecenderungan warna hijau alami.

Sedangkan area kedua adalah di dalam komplek Pasar Induk Beras Cipinang, tepatnya di tembok Gudang Beras yang biasa disebut Rice Plant. Di sana, para seniman menggambar petani raksasa separuh badan, padi-padi, sawah-sawah, serta gambaran sejumlah petani dengan figur-figur dekoratif yang mengingatkan akan pakaian adat lima daerah di Nusantara.

Sedangkan untuk pesan mural-mural di tembok Gudang Beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur sangat jelas, yakni distribusi pangan selayaknya berlaku adil dan merata ke seluruh Republik Indonesia.

Sementara itu, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya mengatakan, karya-karya seniman tersebut sangat menggambarkan cita-cita Food Station untuk menjadi pilar ketahanan pangan dan produsen pangan pilihan utama masyarakat.

"Mural-mural yang memvisualkan kondisi para petani, keluarga yang mengakses di seluruh Indonesia dan mengonsumsi pangan yang layak sesuai visi berbangsa kita," ujarnya.

Menurut seniman Selo Riemulyadi, tembok-tembok yang dimural di Pasar Induk Beras Cipinang itu tak hanya metafora atau lambang semata. Namun, sebagai bukti konkret bagaimana masyarakat, seni, dan konteksnya dengan beras dapat berelasi dengan sangat erat.

"Dalam hal ini seniman peduli tentang isu ketahanan pangan yang memiliki tiga mazhab utama, yaitu ketersediaan, aksesibilitas, pun pola konsumsi yang semestinya beragam," ujar Selo.

“Sejak awal, komunitas kolaborasi percaya bahwa aktivitas merayakan kemerdekaan adalah meneladani kondisi kebatinan para founder bangsa kita. Manifestasinya dengan propaganda isu kedaulatan pangan seperti yang dilakukan teman-teman pemural,” tutup Ketua Komunitas Kolaborasi, Sonny Muhammad.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait