URnews

Nadiem Makarim Buka Suara soal Isu Penghapusan Mata Pelajaran Sejarah

Eronika Dwi, Senin, 21 September 2020 11.52 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Nadiem Makarim Buka Suara soal Isu Penghapusan Mata Pelajaran Sejarah
Image: Klarifikasi Mendikbud terkait Mapel Sejarah. (Kanal YouTube KEMENDIKBUD RI)

Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, membantah isu terkait penghapusan mata pelajaran sejarah di tingkat SMK.

Hal tersebut disampaikan Nadiem melalui kanal YouTube milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Minggu (20/9/2020) kemarin.

"Saya ingin mengklarifikasi beberapa hal, saya terkejut betapa cepat cepat informasi tidak benar menyebar tentang mata pelajaran sejarah. Saya ucapkan tidak ada sama sekali kebijakan, regulasi, atau rencana penghapusan mata pelajaran sejarah di kurikulum nasional," tegas Nadiem, dikutip, Senin (21/9/2020).

Nadiem menegaskan bahwa sejarah adalah tulang punggung dari identitas nasional sehingga tidak mungkin dihilangkan.

Menurut Nadiem, isu yang beredar di masyarakat dalam beberapa waktu terakhir ini merupakan salah satu materi yang tengah dibahas Kemendikbud secara internal.

"Isu ini keluar karena ada presentasi internal yang keluar ke masyarakat dengan salah satu permutasi penyederhanaan kurikulum. Kami punya banyak (permutasi), puluhan versi berbeda yang sedang melalui FGD dan uji publik," kata Nadiem.

Namun, Nadiem menjelaskan tidak ada yang menjamin permutasi tersebut akan menjadi keputusan akhirnya.

Dia juga menjelaskan, Kemendikbud memang akan melakukan kajian penyederhanaan kurikulum, tapi tidak pernah ada kebijakan mengenai penghapusan mata pelajaran sejarah.

Penyederhanaan kurikulum pun, Nadiem menjamin, tidak akan dilaksanakan hingga tahun 2022.

"Penyederhanaan kurikulum tidak akan dilakukan sampai tahun 2020. Di 2021 kami melakukan berbagai macam prototyping di sekolah penggerak terpilih, dan bukan dalam skala nasional. Jadi sekali lagi, tidak ada kebijakan apapun di tahun 2021 dalam skala kurikulum nasional, apalagi penghapusan mata pelajaran sejarah," tegas Nadiem.

Nadiem menilai sejarah memiliki arti penting bagi sebuah bangsa, dan dia ingin agar pelajaran sejarah diminati oleh murid-murid.

Sehingga keberadaan mata pelajaran sejarah dapat signifikan di dalam kurikulum pendidikan.

"Misi saya sebagai menteri adalah kebalikan dari isu yang timbul, saya ingin menjadikan sejarah suatu hal yang relevan bagi generasi muda, dengan penggunaan media yang menarik dan relevan untuk generasi baru kita, agar bisa menginspirasi mereka," kata Nadiem.

Nadiem menyebut, identitas generasi baru yang nasional hanya bisa terbentuk dari suatu kolektif memori yang membangunkan dan menginspirasi.

Nadiem berkomitmen untuk terus menghadirkan sejarah pada sistem pendidikan. Terlebih, mengingat dirinya pun terlahir dari orangtua yang merupakan aktivis nasional.

"Ayah dan ibu saya aktivis nasional untuk membela hak asasi rakyat Indonesia dan berjuang melawan korupsi," kisah Nadiem.

Selain itu, sang kakek, Nadiem mengatakan, adalah salah satu tokoh perjuangan di masa kemerdekaan Indonesia di tahun 1945.

Oleh karena itu, Nadiem kembali menghimbau masyarakat untuk tidak lagi menyebarluaskan informasi yang tidak benar mengenai penghapusan mata pelajaran sejarah.

"Saya imbau kepada masyarakat, jangan biarkan informasi yang tidak benar ini menjadi liar," kata Nadiem.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait