URtrending

Netizen Pertanyakan 'Biaya Platform' MyPertamina untuk Pengguna Kartu Debit

Nivita Saldyni, Minggu, 3 Juli 2022 09.09 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Netizen Pertanyakan 'Biaya Platform' MyPertamina untuk Pengguna Kartu Debit
Image: SPBU Pertamina. (Istock)

Jakarta - Kebijakan penggunaan aplikasi MyPertamina untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kembali tuai kritik netizen. Kali ini besaran 'biaya platform' 1,5 persen yang dikenakan saat bayar pakai kartu debit jadi sorotan.

"Udah miskin, masih tega diminta 1,5% Ini pegawai gak malu foya-foya pake uang orang miskin yang diwajibkan beli BBM pake Aplikasi? Kirain kemarin ginian itu dihilangkan, ternyata masih ada juga. Kapitalis!" cuit akun Twitter @munierlicious, seperti dilihat Urbanasia pada Minggu (3/7/2022).

"Strategi MyPertamina ini keren, sekali download bisa buat orang-orang buat download app Link aja, bahkan daftar jadi nasabah bank plat merah juga. Dari download MyPertamina Link aja dapat biaya admin, bank dapat nasabah baru (tau sendirilah ya potongan apa aja di bank)," sambungnya.

Ia menambahkan, sebenarnya pembayaran bisa lewat LinkAja atau tunai. Namun yang membuatnya kecewa adalah biaya platform yang cukup besar dibandingkan aplikasi lainnya. 

"(Metode pembayaran) Bisa pake link aja tapi harus top up dulu. Bisa pake cash juga sih, tapi point-ku di 1,5 persennya disaat yg lain cuma 1 persen," ungkapnya menjawab pertanyaan netizen lain.

Sontak cuitan itu dapat beragam respons. Ada netizen yang mengaku tak masalah dengan metode pembayaran di MyPertamina, tapi tak sedikit juga yang sependapat dengan pemilik akun Twitter @munierlicious.

"Mas sepengalaman ku make MP dari dulu gak ribet dan gak kena pajak 1,5 kalau aplikasi pembayaran nya pake LinkAja, dan topup nya pake 3 bank merah gratis topup tanpa biaya admin, kalau BCA kena admin 1.000," komentar salah seorang netizen.

"Sejak my pertamina ada sy selalu pake dan betul ga ribet..by link aja aman," balas lainnya.

"Hidup di Indonesia ini serem, selain harus waspada sama perusahaan kapitalis predator juga harus jeli liat kelakuan BUMN... Kasus dark pattern ini bukan cuma ini kok, ingat ada Tsel yg suka motong pulsa untuk akses jaringan bahkan kalau lu gak pakai internet/data di Off," cuit netizen lain.

"Ini gimana @pertamina apa benar cara kalian seperti ini? Tidak elok sudah digaji besar tapi masih motong duit dari orang miskin seperti ini," komentar netizen yang lain.

"1,5 persen ini kayanya dari banknya. Biasa disebut Merchant Discount Rate (MDR). Normal buat semua transaksi di manapun yg konsumennya bayar pake kartu debit atau kredit. Tapi beberapa merchant ada yg nanggung sendiri biayanya, ada yg dibebanin ke konsumen," duga salah seorang netizen.

Berdasarkan pantauan Urbanasia, kritik soal biaya platform sebesar 1,5 persen yang dikenakan setiap transaksi menggunakan kartu debit cukup banyak dilayangkan netizen di media sosial. Namun hingga saat ini belum ada tanggapan dari Pertamina maupun pihak aplikasi, MyPertamina. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait