URnews

5 Fakta Tewasnya Kasat Narkoba Polres Jaktim, Diduga Bunuh Diri hingga Telepon Misterius

Urbanasia, Selasa, 2 Mei 2023 09.09 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
5 Fakta Tewasnya Kasat Narkoba Polres Jaktim, Diduga Bunuh Diri hingga Telepon Misterius
Image: Evakuasi jenazah Kasat Narkoba Polres Jaktim. (PMJ)

Jakarta - Kepala Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Buddy Alfrits Towoliu ditemukan tewas di rel kereta api dekat Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur pada Sabtu (29/4/2023) lalu. 

Penemuan mayat Buddy berawal dari laporan warga sekitar yang mengaku menemukan jenazah di rel kereta api Jatinegara Gang Enjo. 

Sebab kematian Buddy pun menyisakan tanda tanya. Awalnya polisi menduga Buddy meninggal akibat bunuh diri. Namun keterangan ini dibantah oleh pihak keluarga. 

Berikut beberapa fakta kematian Kasat Narkoba Polres Jaktim, AKBP Buddy Alfrits Towoliu sebagaimana dihimpun Urbanasia dari berbagai sumber, Selasa (2/5/2023).

Kronologi Penemuan

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudho Wisnu Andiko, penemuan mayat Buddy awalnya dilaporkan oleh masyarakat pada Sabtu (29/4/2023) lalu. 

“Tepatnya ini di Jalan rel kereta api Jatinegara Gang Enjo yang kemudian didapat informasi tersebut Polres Jakarta Timur langsung segera merespons, dan melihat ke TKP,” kata Trunoyudho.

Informasi penemuan mayat ini diterima pihak kepolisian pada pukul 10.15 WIB. Saat dicek di lokasi, baru diketahui bahwa mayat yang ditemukan itu adalah anggota polisi yang menjabat sebagai Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur. 

Diduga Bunuh Diri

Masih kata Trunoyudho, pihak kepolisian menduga Buddy meninggal dunia karena sengaja mengakhiri hidupnya alias bunuh diri. 

“Sementara dugaannya bunuh diri,” katanya. 

Meski demikian, pihak kepolisian masih mendalami kasus ini dengan memeriksa keterangan saksi, yaitu masinis yang berada di lokasi. 

"Sejauh ini ada satu saksi dari pihak masinis dalam hal ini ini akan dilakukan proses pengambilan keterangan," imbuhnya.

Setelah ditemukan, jasad Buddy langsung dievakuasi ke RS Polri. Sementara proses penyelidikan akan ditangani Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur dan Polda Metro Jaya. 

Dugaan Bunuh Diri Ditolak Keluarga

Adapun dugaan Buddy mengakhiri nyawanya sendiri ini ditolak oleh pihak keluarga. Menurut paman Buddy, Cyprus A Tatali, penolakan didasarkan pada penilaian kepribadian Buddy. 

“Dari pihak keluarga kalau dituduh bunuh diri itu kami menolak, sangat menolak,” kata Cyprus. 

Cyprus menambahkan, Buddy sama sekali tidak mengalami gangguan jiwa. Selain itu, keluarga Buddy juga baik-baik saja tanpa adanya kesulitan apapun termasuk masalah ekonomi. 

Sempat ke Polres Jaktim

Selain itu, Cyprus juga menerangkan bahwa Buddy sempat ke Polres Jakarta Timur lalu keluar lagi dengan kendaraan yang berbeda sebelum ditemukan tewas. 

Cyprus menyebutkan, Buddy menggunakan mobil pribadi saat menuju Polres Jaktim. Namun ia kemudian keluar dari Polres dengan naik Ojol. 

“Iya pribadi, pribadi. Keluar (Polres) dia naik Grab,” katanya. 

Perbedaan kendaraan itu membuat keluarga merasa janggal. Betapa tidak, Buddy memiliki kendaraan pribadi yang juga ia gunakan untuk berangkat ke Polres, namun keluar lagi menggunakan Ojol. 

Telepon Misterius

Selain perbedaan kendaraan, Cyprus juga mengungkap alasan Buddy keluar dari Polres sesaat sesudah ia sampai. Menurutnya, Buddy sempat menerima telepon dari sosok misterius, satu jam sebelum meninggal. 

Menurut Cyprus, Buddy ke Polres pada akhir pekan dengan tujuan untuk bertemu dengan sosok yang akan merenovasi gedung ruangan tempatnya bekerja. 

Namun, pada pukul 9.00 WIB, Buddy menerima telepon dari sosok misterius. Setelah itu, Buddy pun langsung keluar dengan menggunakan Grab. 

"Nah dalam berbicara tadi jam 09.00 WIB lewat ini, Polres Metro Jakarta Timur ruang dia baru untuk mau rehab ini tahu-tahu ada orang menelepon. Menelepon itu, setelah menelepon, beliau masih di ruangan dia dan tidak sampai satu jam setelah dia menelepon itu dia berangkat," jelas Cyprus.

Keluarga pun menduga bahwa Buddy ditelepon oleh sosok penting. Hal ini dikuatkan dengan keputusan Buddy untuk menggunakan jasa ojol setelah menerima telepon itu. 

Artinya kan bertanya juga keluarga kalau dia naik Grab, yang telepon ini berarti tidak selevel atau tidak di bawah dia. Dia butuh waktu, kecepatan kan kira-kira begitu," katanya.

"Berarti orang telepon itu minimal di atas daripada dia kan kita menduga juga kan. Kenapa dia bela-belain naik Grab. Dalam selama nggak sampai satu jam si yang tunggu-tunggu dia tahu-tahu dapat berita dia meninggal. Nah ini dugaan-dugaan ini karena kok nggak sampai satu jam dari telepon itu langsung berita meninggal," lanjut Cyprus.

Hingga saat ini proses penyelidikan terkait kasus kematian Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur masih terus dilakukan. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait