URnews

Bom Bunuh Diri di Masjid Afghanistan: 55 Orang Tewas dan 100 Terluka

Shelly Lisdya, Sabtu, 9 Oktober 2021 13.50 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bom Bunuh Diri di Masjid Afghanistan: 55 Orang Tewas dan 100 Terluka
Image: Ilustrasi Bom Bunuh Diri. (Foto: Freepik)

 Jakarta - Serangan bom bunuh diri di masjid Syiah di kota Kunduz, Afghanistan yang terjadi pada Jumat (8/10/2021) menewaskan 55 orang.
 
Korban terlihat berserakan di dalam masjid Said Abad, yang digunakan oleh komunitas minoritas Muslim Syiah. Lebih dari 100 orang terluka dalam ledakan di kota utara. 
 
Mengutip Tolo News, pejabat keamanan setempat mengatakan bahwa lebih dari 300 orang sedang menghadiri salat Jumat ketika serangan itu terjadi. Ada kekhawatiran bahwa jumlah korban tewas akan meningkat lebih lanjut. 
 
Kelompok Negara Islam-Khorasan (IS-K) mengklaim bertanggung jawab lantaran mereka berada di balik serangan itu.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis di saluran Telegram dan dikutip dari AFP, Sabtu (9/10/2021), kelompok itu mengatakan bahwa seseorang yang melakukan bom bunuh diri ISIS dilaporkan meledakkan rompi peledak saat jamaah berkumpul di dalam masjid untuk salat Jumat.
 
Dalam pernyataan kedua, IS-K mengatakan pelaku serangan adalah seorang Muslim Uighur. Muslim Uighur merupakan minoritas yang Taliban telah bersumpah untuk mengusir mereka dari Afghanistan.
 
Ekstremis Muslim Sunni yang merupakan saingan terberat Taliban, selama ini telah menargetkan Syiah yang mereka lihat sebagai bidat. IS-K, afiliasi regional Afghanistan dari kelompok IS yang menentang keras pemerintah Taliban, telah melakukan beberapa pemboman baru-baru ini, dan sebagian besar di timur negara itu. 
 
Syiah sendiri membentuk sekitar 20 persen dari populasi Afghanistan. Banyak dari mereka adalah Hazara, sebuah kelompok etnis yang telah dianiaya di Afghanistan selama beberapa dekade.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, pemboman hari Jumat adalah "serangan mematikan ketiga minggu ini yang tampaknya menargetkan sebuah lembaga keagamaan" dan merupakan bagian dari "pola kekerasan yang mengganggu". 
 
Bom bunuh diri ini, dikatakan para pejabat merupakan yang paling berdarah sejak pasukan AS meninggalkan negara itu.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait