URnews

Mahasiswi Undip Tewas karena Hipotermia, Ini Kronologinya

Ken Yunita, Senin, 26 Juni 2023 17.03 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mahasiswi Undip Tewas karena Hipotermia, Ini Kronologinya
Image: Ilustrasi mendaki (Freepik/jcomp)

Karanganyar - Seorang mahasiswi Universtas Diponegoro (Undip) ditemukan tewas di Gunung Lawu, Minggu 25 Juni 2023. Kabarnya, korban bernama Anindita Syafa itu meninggal karena hipotermia.

Hal itu disampaikan oleh Kapolsek Jenawi, AKP Sudirman setelah mendapat hasil pemeriksaan dari puskesmas.

"Iya benar. Berdasarkan hasil pemeriksaan di Puskesmas, meninggal karena hipotermia," katanya.

Sebelumnya diketahui  ditemukan sudah tidak bernyawa di Pos 4 jalur pendakian Cetho, kecamatan Jenawi tepatnya Gupakan Menjangan pada pukul . Mulut korban diketahui berbusa dan denyut jantung tidak terasa.

Kemudian pada pukul 13.30 WIB, korban dipastikan tidak tertolong dan langsung dibawa turun oleh porter.

Saat dikonfirmasi, koordinator Basarnas Pos SAR Surakarta Arif Sugiarto membenarkan kabar tersebut.

Kejadian bermula ketika korban bersama 16 rekan lainnya mendaki Gunung Lawu dari basecamp Candi Cetho yang berlokasi di Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada Sabtu (24/6/2023).

“(Korban) menaiki Lawu pada hari Sabtu sekitar 8 pagi bersama 16 teman lainnya melewati jalur pendakian (Candi) Cetho,” kata Kapolres Karanganyar AKBP Jerrold Hendra Yosef Kumontoy mengungkapkan, pendakian tersebut sudah mendapat izin dari pihak kampus.

Dalam perjalanan, tidak ada masalah sampai mereka mendirikan tenda di Pos VI sekitar pukul 16.30 WIB. “Dari bawah dibagi menjadi dua kelompok, kemudian bertemu lagi di Pos VI. Kemudian mendirikan tenda untuk beristirahat,” katanya.

Pada Minggu (25/6/2023) pukul 06.30 WIB, rombongan melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Lawu. Namun sekitar 300 meter dari Pos VI, korban mengalami muntah-muntah.

“Korban diminta oleh para rekannya kembali ke Pos VI. Ditemani oleh rekannya serta diberi minum air putih dan biskuit. Sedangkan lainnya menuju puncak,” ujarnya.

Bukannya kunjung membaik setelah beristirahat, korban justru kembali muntah-muntah dan sesak napas. “Sempat diberikan obat neopaxin tapi tidak diminum, hanya meminta oksigen,” katanya.

Meski sudah diberikan oksigen, korban masih merasakan sesak napas yang membuatnya kembali meminta oksigen. Saat itu, dari wajahnya, korban sudah terlihat kelelahan. Setelah diberikan oksigen, korban kemudian tiduran.

“Korban sempat tiduran, kemudian muntah lagi, tiba-tiba mengeluarkan busa dari mulut dan kesadarannya berkurang,” katanya.

Saat kesadarannya berkurang, rekannya mencoba untuk memberikan pertolongan pertama dengan napas buatan. Sempat dicek nadinya, masih terasa ada denyutan.

“Menurut pernyataan saksi, korban meninggal dunia sekitar 11.30 WIB,” kata Jerrold.

Kemudian sekitar 13.30 WIB, pengelola jalur pendakian yang berada di basecamp Candi Cetho mendapatkan informasi bahwa ada korban meninggal dunia. “Pengelola bersama TNI dan Polri naik ke atas untuk menjemput korban,” sebut dia.

Korban pun berhasil dievakuasi dan langsung dibawa ke Puskesmas Jenawi untuk jalani pemeriksaan. “Keluarga korban dapat dihubungi dan segera menuju puskesmas,” ujarnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait