Pakar FKUI: Perlu Evaluasi PTM di Zona Merah COVID-19

Jakarta - Setelah adanya zona merah di beberapa titik di Indonesia, Pakar Ilmu Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyebutkan perlu adanya evaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM).
"Ada daerah yang disebut sebagai medan perang atau 'battlefield' pertama melawan Omicron di negara kita, dan di daerah itu disebutkan juga sudah ada beberapa kecamatan yang masuk zona merah," ujar Prof Tjandra seperti dikutip dari ANTARA.
Prof Tjandra mengatakan pada 13 Januari 2022, terdapat lima organisasi profesi dokter spesialis yang membuat surat untuk ditujukan kepada empat menteri untuk mengevaluasi PTM. Lima organisasi profesi itu adalah anak, paru, penyakit dalam, jantung dan anestesi.
Surat tersebut menyebutkan bahwa anak dan keluarga sebaiknya tetap diperbolehkan memilih PTM atau PJJ (pembelajaran jarak jauh). Anak dengan komorbid memeriksakan diri juga dilengkapi dengan imunisasi untuk dapat ikut PTM dengan mekanisme kontrol dan buka tutup sekolah.
Prof Tjandra juga menyebutkan dalam surat tersebut bahwa anak berisiko mengalami komplikasi berat yaitu 'multisystem inflammatory in children associated with COVID-19 (MIS-C)' dan bahkan ada kemungkinan mengalami kompilasi 'long' COVID-19.
"Data lain dari 'Centers for Disease Control and Prevention (CDC)' di Amerika Serikat yang ditulis juga di CNN 12 Januari 2022 menyebutkan bahwa angka anak masuk rumah sakit meningkat di Amerika, dengan rata-rata 4,3 balita per 100.000 angka masuk rumah sakit pada pekan awal Januari, meningkat dari angka 2,6 per 100.000 pada minggu sebelumnya," jelas Prof Tjandra.
Maka menurutnya jika zona merah diibaratkan sebagai medan perang, maka akan lebih baik apabila upaya perlindungan kesehatan ditingkatkan, termasuk evaluasi pelaksanaan PTM yang dimulai di zona-zona merah.