URnews

Sejarah Lengkap Tari Piring dari Sumatera Barat

Elga Nurmutia, Selasa, 5 Oktober 2021 19.03 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Sejarah Lengkap Tari Piring dari Sumatera Barat
Image: Tari Piring. (Dok. Kementerian Luar Negeri RI)

Jakarta - Bagi sejumlah orang pertunjukkan seni, khususnya tari menjadi sebuah daya tarik bagi sebuah daerah. Misalnya, tari piring yang berasal dari Sumatera Barat. Tari piring tersebut kerap kali menjadi ajang pertunjukkan kebudayaan Indonesia.

Selain itu, rupanya tari piring ini dijadikan salah satu sarana promosi bagi pariwisata Indonesia. Tari piring merupakan sebuah tarian tradisional asal Minangkabau yang memperlihatkan atraksi menggunakan piring. Tepatnya, tarian ini berasal dari Solok, Sumatera Barat.

Kali ini, Urbanasia akan membagikan informasi seputar tari piring yang sudah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (5/10/2021), sebagai berikut..

Sejarah dari Tari Piring

Tari piring ini sudah ada lama sekali, diperkirakan telah ada sejak abad ke-12.  Ketika itu, masyarakat Minangkabau ini masih melakukan penyembahan terhadap dewa-dewa. Semula, tari piring ini menjadi sarana pemujaan bagi masyarakat Minangkabau untuk Dewi Padi karena hasil panennya.

Namun, sejak datangnya agama Islam yang membawa perubahan terhadap kepercayaan dan juga konsep tari tersebut. Kini tari piring dilakukan sebagai hiburan untuk acara pernikahan atau upacara adat, bukan menyembah dewa.

Gerakan dalam Tari Piring

Tari piring merupakan tari kelompok, karena dibawakan oleh dua orang lebih penari. Ciri khas tari piring ini terdapat pada para penari dengan membawa piring di kedua tangannya.

Selain itu, tari piring ini memiliki gerak dinamis, energik, dan juga lincah. Maka, tari tersebut memiliki kesan akrobatik karena ada gerakan yang sulit. 

Adapun nama-nama dalam gerakan tari Piring, seperti gerak batanam (bertanam), gerak manyabik (menyabit), gerak mengirik (mengirik padi), dan gerak baguliang (berguling).

Ternyata, gerakan tersebut adalah sebuah gambaran kejadian yang ada di masyarakat ketika bekerja. Selain itu, tari ini diiringi musik tradisional talempong. Musik ini terdapat enam buah talempong, satu buah tambua, satu buah gong kecil, dan satu buah botol serta sejenis kerincing.

Alat-alat tersebut dibunyikan dengan cara dipukul dengan alat pemukul yang disebut panokok, kecuali tambua yang dipukul dengan tangan dan kerincing yang dipukulkan ke tangan.

Pola Lantai dalam Tari Piring

Tari piring menggunakan pola garis lintasan tarian. Adapun enam pola lantai dalam tari piring, seperti spiral, baris, lingkaran besar, lingkaran kecil, vertikal serta horizontal.

Setiap penari pun membentuk pola lantai dengan maju dan mundur sesuai pola lantai vertikal dan bergerak ke arah samping sesuai pola lantai horizontal.

Selain itu, biasanya jumlah penari yang satu ini ganjil mulai dari tiga hingga tujuh penari. Penari pun menggunakan baju adat warna cerah yang bernuansa merah serta kuning keemasan dan juga menggunakan tutup kepala.

Nah, itu dia informasi yang bisa disampaikan. Semoga bermanfaat!

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait