URnews

Tim Peneliti UGM Sempat Deteksi Gejala Gempa Cianjur

Maulidya Q, Selasa, 29 November 2022 11.53 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Tim Peneliti UGM Sempat Deteksi Gejala Gempa Cianjur
Image: Sejumlah bangunan rusak akibat gempa magnitudo 5,6 di Cianjur. (Dok. BNPB)

Yogyakarta – Tim Peneliti Laboratorium Sistem Sensor dan Telekontrol (SSTK), Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta sudah memprediksi terjadinya gempa magnitude 5.6  yang melanda Cianjur pada Senin, 21 November lalu.

Ketua Tim Peneliti Laboratorium Sistem Sensor dan Telekontrol (SSTK) UGM, Prof. Sunarno mengatakan prediksi tersebut didasari adanya gejala yang ditangkap sistem peringatan dini ‘Early Warning System’ (EWS) gempa bumi.

Sunarno menjelaskan, EWS dikembangkan dengan mengukur konsentrasi gas radon dan groundwater level 1-3. Pengukuran gas radon sendiri dimulai pada tanggal 1 November 2022 hingga 22 November 2022 di stasiun telemonitoring konsentrasi gas radon Yogyakarta.

Menurut Sunarno, sebelum gempa di Bengkulu dengan magnitudo 6.8 (18/11/22) dan di Cianjur (21/21/22) dengan magnitudo 5.6, konsentrasi gas radon yang diukur mengalami kenaikan hingga lebih dari sembilan kali lipat. 

Berdasarkan pesan otomatis yang telah diintegrasikan dengan algoritma prediksi waktu terjadinya gempa, Sunarno menambahkan, terdapat peringatan dini gempa bumi dari sistem yang dirancang oleh tim peneliti tersebut.

“Ketika system mengirimkan status ‘waspada’, maka prediksi gempa bumi satu sampai empat hari ke depan akan terjadi di daerah antara Aceh hingga Nusa Tenggara Timur dengan magnitudo lebih dari 4.5,” ujarnya melansir Antara, Selasa (29/11/2022). 

Namun demikian, Sunarno menegaskan timnya tidak memiliki hak dan otoritas untuk mengumumkan hasil prediksi tersebut kepada masyarakat.  

Dalam kesempatan tersebut, Sunarno memastikan EWS ini masih dalam proses pengembangan untuk mencapai system yang ideal sesuai dengan United State of Geological Survey (USGS). 

EWS ini dirancang oleh tim peneliti EWS Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik UGM. Sistem ini masih dalam pengembangan untuk mencapai sistem peringatan dini gempa bumi yang ideal yakni lebih spesifik pada waktu, magnitude, dan lokasi gempa.

“Hingga November 2022, tim peneliti telah memiliki tujuh stasiun telemonitoring yang berada di Provinsi Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur,” pungkas Sunarno.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait