URnews

Norovirus Bisa Tertular dari Makanan, Kenali Gejalanya! 

Shelly Lisdya, Senin, 19 Oktober 2020 10.03 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Norovirus Bisa Tertular dari Makanan, Kenali Gejalanya! 
Image: Spesialis penyakit dalam konsultan Gastroenterologi Hepatologi, Ari Fahrial Syam

Jakarta - Kasus COVID-19 belum sepenuhnya terselesaikan, namun baru-baru ini kembali heboh dengan munculnya kejadian luar biasa (KLB) yang disebabkan oleh Norovirus di Cina

Hal ini disampaikan oleh otoritas Kesehatan Tiongkok. Norovirus menjadi salah penyebab utama terjadi infeksi usus akut (gastroenteritis) di seluruh dunia. Dan virus ini bukan jenis virus baru.

Spesialis penyakit dalam konsultan Gastroenterologi Hepatologi, Ari Fahrial Syam dalam artikelnya menyebutkan, virus ini juga ada di Indonesia, seperti yang dilaporkan oleh peneliti Indonesia di jurnal internasional.

Salah satunya yang baru saja dipublikasi di Jurnal of Medical Virology bulan Mei 2020 yang dilaporkan oleh Dr.Juniastuti dari Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga, melaporkan bahwa dari 91 sampel feses yang diperiksa ternyata 14 sampel atau 15,4 persen mengandung Norovirus. 

"Sampel penelitian yang dilakukan di awal tahun 2019, diambil dari beberapa rumah sakit di kota Jambi. Kasus yang sama juga pernah dilaporkan dari beberapa kota di Indonesia," ujar pria yang juga merupakan Guru besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM.

Berbeda dengan virus SARS Cov-2, Norovirus ditularkan melalui makanan atau istilah yang digunakan food borne. KLB ini bisa saja terjadi jika ada makanan yang tercemar oleh virus ini. 

Ari melanjutkan, secara umum gejala Norovirus adalah ketika seseorang mengalami keracunan makanan, kemudian demam, nyeri perut, diare, mual dan muntah. Gejala klinis yang muncul akibat virus ini bisa terjadi dalam 24 jam, setelah mengonsumsi makanan yang tercemar. 

Gejala klinis ini muncul pertama kali pada KLB Norovirus yang terjadi di Tiongkok, tepatnya di Provinsi Shanxi. 

Hingga saat ini, dari informasi Center for Disease Control and Prevention Tiongkok, menyebut sejak September 2020, setidaknya lebih dari 30 KLB sudah terjadi dan melibatkan 1,500 kasus. Dilaporkan, Norovirus ditularkan melalui kantin karena adanya makanan yang tercemar. 

"Norovirus bukan virus baru dan bisa ditemukan di banyak negara, biasanya bermula dari restoran yang makanannya tercemar oleh Norovirus ini dan akhirnya terjadi KLB akibat banyak pelanggan restoran tersebut yang terinfeksi," terangnya.

Keberadaan keracunan makanan karena Norovirus ini tetap harus diwaspadai, sehingga apabila terjadi KLB, sisa makanan bisa dicurigai, atau muntahan dan feses pasien yang menerima keracunan makanan tersebut harus dicek apakah Norovirus sebagai penyebabnya. 

"Upaya yang dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi KLB akibat virus ini adalah kualitas makanan harus tetap terjaga baik disediakan oleh restoran, kantin atau di rumah tangga. Selan itu, masyarakat juga harus selalu rajin mencuci tangan pakai sabun," tandasnya. 

Prinsip penanganan apabila terinfeksi oleh virus ini adalah memberikan obat-obatan untuk menghilangkan gejala sakit dan mencegah terjadinya dehidrasi akibat muntah dan diare, serta mengganti makanan dengan yang lebih lunak seperti bubur dan menghindari makan pedas dan berlemak.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait