URnews

Pakai Masker Dobel Disarankan untuk Cegah Virus Corona

Shelly Lisdya, Selasa, 17 Agustus 2021 12.13 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pakai Masker Dobel Disarankan untuk Cegah Virus Corona
Image: Ilustrasi - BEM FST Unair bagi-bagi masker. (Dok. Humas Unair)

Jakarta - Kasus COVID-19 di Indonesia masih mencapai ribuan per hari, melonjaknya penambahan kasus ini pun diduga ada hubungannya dengan penyebaran varian baru virus corona. 

Berdasarkan data pemerintah pada Senin (16/8/2021), tercatat ada 371.021 kasus aktif di Indonesia dengan tambahan 17.384 kasus baru COVID-19.

Oleh karena itu, dr. Reisa Broto Asmoro selaku Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 menyampaikan bahwa semua orang tanpa terkecuali harus menggunakan masker dobel yang efektif sebagai gerakan universal melawan COVID-19.

Sementara itu, produsen popok merek Pokana, PT Tata Global Sentosa Tasen telah merambah bisnis masker medis di masa pandemi COVID-19. Perseroan berusaha mengejar target menjadi runner up pangsa pasar masker medis nasional.

Direktur Utama PT Tata Global Sentosa Tasen, Ananta menceritakan, jika motivasi memproduksi masker awalnya berasal dari gerakan Pokana Peduli yang prihatin terhadap kondisi pandemi di Indonesia.  

"Masker medis yang benar punya bahan baku berupa meltblown dengan tingkat Bacterial Filtration Efficiency (bfe) di atas 99.9 persen," sebut Ananta. 

Untuk itu perseroan telah berinvestasi dengan membangun fasilitas produksi masker di Bandung, dekat pabrik popok milik perusahaan. 

Kapasitas produksinya mencapai 50 juta potong masker per bulan yang dijalankan oleh 15 lini produksi dan beroperasi sejak bulan April 2020 ini. Menurut Ananta, produksi masker memiliki kesamaan dengan produksi popok sekitar 99.9 persen.

Ananta menjelaskan, untuk bahan baku masker perseroan sebisa mungkin menggunakan barang lokal dengan rata-rata 75 persen. Seperti meltblown yang merupakan serat non woven dari polypropylene.

Hanya saja, dikatakan Ananta, biaya produksi memang mengalami kenaikan saat pandemi. Padahal, pihaknya hingga kini sudah berusaha menekan harga. 

"Harga bahan baku meltblown mengalami kenaikan luar biasa, saat periode normal hanya 2 US dolar per kilogram, namun di masa tertingginya bisa mencapai 150 US dolar per kilogram," katanya.

Perusahaan pun berharap masyarakat lebih aware terhadap masker yang digunakan, dan pemerintah dapat menganjurkan penggunaan masker yang benar dan tepat. 

Saat ini perusahaan masih berupaya memenuhi produksi dalam negeri dan tengah berupaya menggenjot produksi agar dapat mengurangi beban biaya, sehingga bisa lebih efisien.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait