URnews

Pembelajaran Tatap Muka Berlaku, DPRD Jatim Minta Jam Istirahat Ditiadakan

Nunung Nasikhah, Kamis, 20 Agustus 2020 11.41 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pembelajaran Tatap Muka Berlaku, DPRD Jatim Minta Jam Istirahat Ditiadakan
Image: Anggota Komisi E DPRD Jatim, Budiono saat meninjau uji coba KBM secara tatap muka bersama Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah. (bojonegorokab.go.id)

Surabaya – Beberapa wilayah di Jawa Timur mulai mengizinkan sejumlah sekolah di wilayahnya kembali menerapkan pembelajaran tatap muka.

Kebijakan menggelar kembali pembelajaran tatap muka tersebut dilakukan dengan tetap menerapkan serangkaian protokol kesehatan.

Selain itu, Anggota Komisi E DPRD Jatim, Budiono juga meminta pihak sekolah yang melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka di masa pandemi COVID-19 untuk meniadakan jam istirahat.

Budiono mengatakan, dengan meniadakan jam istirahat, maka bisa menghindari adanya kluster baru pandemi COVID-19 di sekolah.

"Hanya di batasi waktu 3 sampai 4 jam. Jadi, tidak ada jam istirahat, langsung pulang dan siswa harus membawa bekal sendiri dari rumah," ungkapnya, seperti dikutip dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jatim (20/8/2020).

Politisi asal Partai Gerindra tersebut juga menjelaskan bahwa jumlah siswa dalam kelas dibatasi maksimal sembilan siswa atau 25 persen dari jumlah siswa.

Budiono juga sempat meninjau hari pertama uji coba KBM secara tatap muka bersama Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah. Peninjauan dilaksanakan di tiga sekolah di kabupaten Bojonegoro.

Ketiga sekolah yang dikunjungi yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bojonegoro, Sekolah Menengah Kejuaruan (SMK) Negeri 1 Bojonegoro dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Sumbang, Bojonegoro.

"Hasil pengamatan uji coba di Bojonegoro sangat antusias sekali karena sudah jenuh di belajar rumah,” ujarnya.

“Kalau seumpama kita gerakkan semua, mereka pasti senang, orang tua juga senang karena mengurangi biaya dirumah. Tapi, kita meminta untuk dibatasi dulu selama 2 minggu kedepan," imbuhnya.

Ia menuturkan, dari hasil pantauannya, apa yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan, pihak sekolah dan para siswa termasuk orang tua, sudah berjalan dengan baik dan cukup aman.

“Setelah uji coba selama dua minggu, kita akan evaluasi. Evaluasinya nantinya ada kluster baru atau tidak, kalau tidak ada kluster baru akan kita teruskan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan," paparnya.

Senada dengan Budiono, Ketua Komisi E DPRD Jatim, Ketua Komisi E DPRD Jatim, Wara Sundari Renny Pramana juga meminta pihak sekolah untuk meniadakan jam istirahat karena adanya kekhawatiran terjadinya kerumumnan siswa.

Hal tersebut berpijak dari hasil monitor dan evaluasi pihaknya di masing-masing kota dan kabupaten di Jatim selalu ada penambahan dan klaster baru, misalnya dari klaster dokter, klaster persekutuan doa, klaster perkantoran.

”Memang semua ada plus minusnya kalau sekolah mulai diberlakukan tatap muka. Harapan saya, perlu mendisiplinkan diri (siswa) hendaknya tidak ada istirahat sekolah, kantin juga sebaiknya belum dibuka, wajib bermasker, dan cara-cara pencegahan yang lain,” tandasnya.

Di samping itu, mantan ketua DPRD Kabupaten Kediri tersebut juga berharap protokol kesehatan di sekolah benar-benar diterapkan di sekolah.

“Disiplin, wajib bermasker, tidak ada jam istirahat, kantin belum boleh buka dan bukan di ruang ber AC,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait