URstyle

Pemkot Surabaya Antisipasi Gelombang Ketiga COVID-19 dengan 4T dan Vaksinasi

Nivita Saldyni, Selasa, 16 November 2021 12.45 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pemkot Surabaya Antisipasi Gelombang Ketiga COVID-19 dengan 4T dan Vaksinasi
Image: Vaksinasi di Kota Surabaya (Foto: Humas Pemkot Surabaya)

Surabaya - Varian baru COVID-19, delta plus, sudah ditemukan di beberapa negara. Untuk mengantisipasi datangnya gelombang ketiga COVID-19 varian delta plus, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah.

Hal itu dipaparkannya dalam rapat Percepatan Vaksinasi Antisipasi COVID-19 Varian Baru dan Persiapan Natal Tahun Baru 2022 di Grand City Convention dan Exhibition Hall Surabaya, Senin (15/11/2021) malam.

"Kalau kita melihat enam indikator PPKM Darurat Level 1 di Kota Surabaya, hingga hari ini angka kematian sudah 0. Kemudian rawat inap rumah sakit 0,65 dan kasus konfirmasi 1,78," kata Eri.

Untuk itu menurut Eri ke depannya yang terpenting adalah 3T atau testing, tracing dan treatment. Langkah ini harus terus dilakukan secara konsisten.

Sementara hingga saat ini, testing di Kota Surabaya berada di angka 0,12 dengan tracing 29,63 dan treatment 1,34. Artinya, kata Eri, kapasitas 3T di Surabaya tergolong sudah memadai. 

1637040761-original-RAKOR-PERCEPATAN-VAKSIN-GRAND-CITY5.jpgSumber: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam rapat Percepatan Vaksinasi Antisipasi COVID-19 Varian Baru dan Persiapan Natal Tahun Baru 2022, Senin (15/11/2021) (Foto: Humas Pemkot Surabaya)

Untuk kasus aktif sendiri, per tanggal 14 November 2021 tercatat masih ada 7 kasus dari total sekitar 2,9 juta penduduk di Kota Surabaya. Meski berada di bawah angka 10, Eri mengaku ia tak ingin kecolongan. Oleh karenanya sudah ada beberapa langkah antisipasi yang disiapkan pihaknya.

"Langkah pertama adalah peningkatan kegiatan secara konsisten dan terintegrasi upaya 4T, yakni Tracking (Pelacakan), Tracing (Penelusuran), Testing (Pemeriksaan) dan Treatment (Perawatan Kesehatan). Ini yang kami lakukan secara terus menerus hampir selama 24 jam sampai hari ini. Kami berkolaborasi dengan puskesmas, kelurahan, kecamatan, Babinsa, Bhabinkamtibmas hingga relawan tracer," jelasnya Eri.

Tak hanya itu, dalam pelaksanaannya, kegiatan testing di Surabaya melibatkan tiga pilar. Mulai dari pemkot, TNI dan Polri. Sedangkan pelaksanaan Surveilans Aktif (Active Case Finding), dilakukan secara terintegrasi melalui pemeriksaan RT-PCR. Nah untuk Surveilans Aktif sendiri diterapkan dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas bagi warga Satuan Pendidikan.

"Ini (Surveilans Aktif) kami lakukan selama evaluasi untuk PTM yang dilakukan di sekolah-sekolah. Meskipun kadang-kadang ada yang naik, setelah itu kami blocking area, dan bisa turun kembali," ungkapnya.

Selain itu, operasi yustisi protokol kesehatan (prokes) oleh jajaran tiga pilar kecamatan dan kelurahan juga konsisten dilakukan, baik siang maupun malam hari. Setiap hari, imbuh Eri, Tim Swab dan Vaksin Hunter berkeliling ke tempat-tempat keramaian dan memastikan warga disiplin menjaga prokes.

 "Jadi kami keliling setiap malam ke tempat-tempat keramaian, tidak kami bubarkan tapi kami berikan masker sekaligus melakukan swab secara acak. Dan, kami tanyakan juga terkait dengan vaksin, kalau dia belum divaksin kami lakukan vaksin langsung di lokasi," bebernya.

Tak cukup sampai disitu, antisipasi gelombang ketiga juga dilakukan Pemkot Surabaya dengan melakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk kasus positif CT <20. Apabila ditemukan CT <20, pemkot memastikan memberikan pelayanan ekstra kepada warga terkait.

Selain itu, swab massal di wilayah berisiko tinggi di tingkat RT, RW hingga kelurahan juga secara masif terus dilakukan.

"Sehingga kami menjaga betul, jangan sampai kasusnya naik di Kota Surabaya. Penyekatan wilayah perbatasan juga kami lakukan dengan RT/RW untuk monitoring pelaku perjalanan. Kami selalu mengatakan bahwa kehebatan Surabaya ada pada kekuatan RT/RW, bukan Pemkot Surabaya," tegasnya.

Nah sebagai langkah kuratif, Eri mengatakan bahwa pihaknya melakukan evakuasi cepat kasus positif ke lokasi karantina yang telah disiapkan selama 24 jam. Salah satunya yaitu di Hotel Asrama Haji (HAH), Kecamatan Sukolilo Surabaya.

"Warga yang sakit (positif) itu kami pisahkan. Kami berpikir kalau kita ingin bebas atau berkurang dari COVID-19, maka yang sakit kami ambil, kami berikan tempat tersendiri. Sedangkan untuk lokasi pemukiman warga yang sakit akan dilakukan blocking area. Dalam radius beberapa meter, warga di kawasan itu akan dilakukan swab massal dan dijaga oleh Satgas Kampung Tanggung Wani Jogo Suroboyo," jelasnya panjang lebar.

Sementara untuk vaksinasi, Pemkot Surabaya telah bekerjasama dengan beberapa instansi dan stakeholder untuk menyiapkan beberapa langkah percepatan. Mulai dari menyediakan Sentra Vaksinasi Bersama (SVB), vaksin melalui door to door, Vaksinasi Drive Thrue hingga Vaksin Corner di Mall.

Untuk memasifkan upaya ini, Eri menegaskan bahwa Pemkot Surabaya melalui jajaran kecamatan dan kelurahan rutin melakukan update data vaksinasi pada aplikasi LawanCovid-19. Termasuk juga melakukan update data warga yang belum melakukan vaksinasi.

Sebagai informasi, hingga per tanggal 14 November 2021 Pemkot Surabaya mencatat, vaksinasi untuk dosis satu sudah mencapai sekitar 116,53 persen atau sebanyak 2.584.840 sasaran. Sedangkan untuk dosis kedua, mencapai sekitar 94,11 persen atau sebanyak 2.087.376 sasaran. Kemudian dosis ketiga, sudah sekitar 110,90 persen atau sebanyak 36.628 sasaran.

Sementara untuk kategori lansia, vaksinasi di Surabaya untuk dosis satu sudah mencapai sekitar 94,97 persen atau sebanyak 239.385 sasaran. Sedangkan untuk dosis kedua, mencapai sekitar 85,08 persen atau sebanyak 214.458 sasaran.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait