URstyle

Pengumuman, Obat Gangguan Ginjal Akut Diberikan Gratis kepada Pasien

Priscilla Waworuntu, Selasa, 25 Oktober 2022 09.17 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pengumuman, Obat Gangguan Ginjal Akut Diberikan Gratis kepada Pasien
Image: Ilustrasi - Obat-obatan. (Freepik)

Jakarta - Obat antidotum Fomepizole jenis injeksi untuk pengobatan pasien dengan penyakit Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Acute Kidney Injuries/AKI) akan diberikan secara gratis untuk seluruh pasien.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menerangkan, Fomepizole merupakan obat yang didatangkan pemerintah dari Singapura dan Australia beberapa waktu lalu.  

"Kami bisa simpulkan bahwa obat ini (Fomepizole) memberikan dampak positif dan kami akan mempercepat kedatangannya ke Indonesia sehingga anak-anak bisa terselamatkan," kata Budi dikutip dari ANTARA, Selasa (25/10/2022). 

Fomepizole dari Singapura telah diuji coba kepada 10 dari 11 pasien AKI di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Hasilnya, kondisi pasien membaik dan sebagian stabil.

Budi mengatakan, pasien yang semula tidak dapat buang air kecil, bahkan cuci darah yang dilakukan tidak memberikan perbaikan, tapi setelah diberi obat tersebut mulai bisa membaik sedikit demi sedikit. 

Selanjutnya, obat serupa akan didatangkan dari Australia, Amerika Serikat, dan Jepang. RSCM akan mendistribusikan ke rumah sakit pemerintah yang merupakan rujukan di provinsi.

“Kami akan memberikan obatnya kepada pasien AKI secara gratis. Ini kesiapan yang kami lakukan untuk menyediakan penawarnya untuk distribusikan ke seluruh rumah sakit pemerintah yang merawat pasien AKI,” katanya.

Sebelumnya, pemerintah juga sudah melakukan langkah surveilans secara serentak kepada masyarakat sebagai satu upaya untuk mempercepat pemberian perlindungan dan mengatasi gangguan ginjal akut pada anak.

Selain memeriksa riwayat penyakit pasien, Kemenkes juga sedang memeriksa riwayat pemakaian obat apa saja yang digunakan oleh pasien secara serentak. 

Selain itu, untuk mengoptimalkan pelacakan, Kemenkes juga sudah membuat sebuah pedoman untuk puskesmas dan rumah sakit berupa tata laksana yang seharusnya diberikan untuk pasien gagal ginjal akut. 

Tak hanya itu, pemerintah juga mengimbau orangtua untuk terus memeriksakan kondisi anak, terutama apabila menemukan anak berusia kurang dari 18 tahun dengan gejala oliguria (air kencing sedikit) maupun anuria (tidak ada air kencing sama sekali). 

Orangtua diminta untuk lebih sering mengecek warna dan jumlah urine yang dikeluarkan anak. Apabila urine berkurang atau berjumlah kurang dari 0,5ml/kgBB/jam dalam 6-12 jam atau tidak ada urine selama 6-8 jam, maka pasien harus segera dirujuk ke rumah sakit.

Untuk meningkatkan kewaspadaan dan dalam rangka pencegahan, Kemenkes juga sudah meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirup, sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait