URnews

Pengungsi Ukraina di Luar Negeri Diminta Tak Pulang Selama Musim Dingin

Nivita Saldyni, Rabu, 26 Oktober 2022 11.39 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pengungsi Ukraina di Luar Negeri Diminta Tak Pulang Selama Musim Dingin
Image: Ilustrasi - Pengungsi Ukraina di Korczowa, Polandia untuk menyelamatkan diri dari invasi Rusia pada Kamis (3/3/2022). (Reuters via ANTARA)

Jakarta - Pemerintah Ukraina meminta warganya yang mengungsi di luar negeri setelah invasi Rusia tak pulang saat musim dingin. Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk mengatakan, imbauan itu disampaikan karena bakal ada pemadaman listrik usai pengeboman infrastruktur energi mereka oleh Rusia belum lama ini.

“Saya ingin meminta (mereka) untuk tidak kembali. Kami harus bertahan di musim dingin,” kata Vereshchuk dalam sebuah wawancara yang disiarkan di televisi nasional Ukraina sebagaimana dilansir dari Reuters, Rabu (26/10/2022). 

Vereshchuk memohon para pengungsi untuk berlindung di luar negeri sementara waktu. Menurutnya, para pengungsi harus menunggu sampai musim semi tiba bila ingin kembali pulang ke Ukraina.

"Kembali sekarang berarti mempertaruhkan diri Anda dan anak-anak serta kerabat Anda yang rentan," tegasnya.

Sebelumnya, sejak awal bulan ini Rusia kembali meluncurkan gelombang serangan rudal dan drone yang menargetkan infrastruktur energi Ukraina setelah insiden ledakan di Jembatan Kerch. Seorang pejabat di Kyiv melaporkan, serangan itu telah merusak sekitar 40 persen sistem tenaga listrik mereka.

Sementara sejak Rusia menginvasi Ukraina pada bulan Februari, sudah ada lebih dari satu juta rumah tangga yang dibiarkan tanpa listrik di Ukraina. Terbaru, awal pekan ini perusahaan listrik Ukraina Ukrenergo melakukan pembatasan pasokan listrik di 10 wilayah, termasuk Kyiv, untuk menjaga kestabilan sistemnya.

Bahkan sejak pekan lalu, pemerintah setempat sudah memperingatkan warga untuk bersiap untuk kemungkinan pemadaman listrik yang tak bisa dipastikan. Mereka memperkirakan pemadaman bisa berlangsung berhari-hari, atau bahkan berminggu-minggu.

Laporan Reuters menyebut, serangan ini datang seiring dengan melonjaknya harga energi, makanan dan lainnya di Eropa, yaitu tempat sebagian besar dari jutaan warga Ukraina mengungsi. Alhasil para pengungsi pun harus berjuang untuk bertahan di negeri orang. Bahkan tak sedikit yang harus berjuang keras demi mendapatkan pekerjaan tetap dengan gaji layak di negara mereka tinggal.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait