URnews

Penulis Ayat Setan Salman Rushdie Ditikam, Terancam Kehilangan 1 Mata

Shelly Lisdya, Sabtu, 13 Agustus 2022 11.53 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Penulis Ayat Setan Salman Rushdie Ditikam, Terancam Kehilangan 1 Mata
Image: Salman Rushdie. (Facebook salmanrushdieauthor)

Jakarta - Novelis kelahiran India, Salman Rushdie ditikam di leher dan badan saat berada di atas panggung selama festival sastra di Chautauqua Institution New York pada Jumat (12/8/22).

Penulis "The Satanic Verses" ini kemudian dilarikan ke rumah sakit dan setelah beberapa jam dioperasi dia kini menggunakan ventilator dan tak bisa berbicara.

"Kabarnya tidak baik," kata agen Rushdie, Andrew Wylie kepada The New York Times, dikutip Sabtu (13/8).

"Salman kemungkinan akan kehilangan satu mata, saraf di lengannya terputus, dan hatinya ditikam dan rusak," lanjut Andrew.

Kepolisian Negara Bagian New York dalam konferensi pers menjelaskan, Rushdie ditikam "setidaknya sekali di leher dan di perut oleh seorang pria.

Usai diidentifikasi oleh polisi, pria itu adalah Hadi Matar, 24 tahun. Hadi tiba-tiba naik ke panggung dan menyerang Rushdie.

Menurut Associated Press, polisi Negara Bagian New York menahan Matar setelah serangan itu. Investigasi dengan FBI dan kantor sheriff setempat, pihak berwenang meminta surat perintah penggeledahan untuk ransel dan perangkat elektronik yang ditemukan di Institusi Chautauqua.

Penulis Carl LeVan menggambarkan adegan di Twitter, mencatat bahwa Rushdie "ditikam beberapa kali sebelum penyerang diamankan oleh petugas keamanan" dan penonton dievakuasi.

Seorang dokter di tengah penonton membantu merawat Rushdie sembari menunggu pertolongan medis, kata polisi. Moderator acara, Henry Reese, menderita cedera kepala ringan. Polisi sedang mencari motif pelaku. Mereka tidak mendeskripsikan apa senjata yang dipakai.

Rushdie yang lahir di tengah keluarga Muslim di Bombay telah menghadapi ancaman mati atas novel keempatnya "The Satanic Verses" yang dianggap menghina Nabi Muhammad SAW. Novel itu dilarang oleh banyak negara dengan populasi muslim yang besar saat diterbitkan pada 1988.

Novel, yang menampilkan interpretasi fiksi dari Nabi Muhammad dan al Quran, menarik reaksi dari komunitas Muslim.

Los Angeles Times kemudian mengeluarkan fatwa (hukum Islam) untuk pembunuhannya, menawarkan hadiah bagi siapa pun yang membunuhnya. Rushdie bersembunyi selama hampir satu dekade sampai pemerintah Iran mengatakan pada tahun 1998 bahwa mereka tidak akan lagi menegakkan fatwa, meskipun tetap aktif.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait