URtrending

Penumpang di Bandara Soetta Akui Diperas dan Dilecehkan saat Rapid Test

Anisa Kurniasih, Minggu, 20 September 2020 13.50 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Penumpang di Bandara Soetta Akui Diperas dan Dilecehkan saat Rapid Test
Image: Dok. AP I via Antara

Jakarta - Sebuah kabar mengejutkan datang dari salah satu penumpang wanita di Bandara Soekarno Hatta yang mengaku mendapatkan pelecehan seksual oleh seorang oknum dokter.

Cerita tersebut ia bagikan lewat akun Twitter @listongs dan membuat geger warganet. Perempuan berinisial LHI (23) menyebutkan pelecehan itu terjadi saat dia melaksanakan rapid test yang disediakan oleh Bandara Soekarno Hatta sebagai syarat perjalanannya menuju Nias, Sumatera Utara, pada Minggu (13/9/2020).

Awalnya, ia diinfokan bahwa hasil rapid test dirinya dinyatakan positif oleh sang dokter. LHI pun memutuskan untuk membatalkan perjalanan ke Nias karena takut menularkan virus ke orang lain. Apalagi, ia merasa perjalanannya ke Nias tidak begitu mendesak.

"Pada hari minggu, 13 September 2020, aku mau pergi ke Nias Sumut dari Jakarta. Karena belum sempat melakukan rapid test di hari sebelumnya, jadi aku berencana untuk melakukan rapid test di bandara." tutur wanita tersebut dalam unggahannya.

"Flight-ku jam 6 pagi, jadi sekitar jam 4 pagi aku udah sampai terminal 3 untuk melakukan rapid test. Aku test rapid-nya di tempat resmi yang sudah disediakan oleh Bandara Soetta," tambahnya.

Namun, tiba-tiba dokter tersebut malah menawarkan bantuan agar LHI tetap bisa melanjutkan perjalanan ke Nias. Dokter itu mengaku bisa mengubah hasil rapid test LHI menjadi non reaktif.

"Habis itu dokternya nanyain, "kamu jadi mau terbang gak?". Di situ aku bingung kan, hah kok nanyanya gini...."

"Terus aku jawab lah "lah emangnya bisa ya, pak? kan setau saya ya kalo reaktif ga bisa lanjut travel". Habis itu dokternya bilang, "ya bisa nanti saya ganti data-nya"," ungkap wanita tersebut.

Semakin dibuat bingung akibat kalimat sang dokter yang terkesan memaksa untuk membuat surat rapid test palsu.

LHI awalnya sempat menolak, namun dokter tersebut dianggap melakukan pemaksaan sehingga LHI menurutinya.

"Enggak apa-apa mbak, terbang saja. Mbak enggak apa-apa kok sebenarnya, enggak bakal nularin ke orang-orang di sana. Kalau mau tetap berangkat, ini saya rapid lagi, bayar aja 150k lagi buat test ulangnya. Nanti data mbak saya ganti dengan data yang bagus"," ungkapnya sembari menirukan sang dokter.

Namun tanpa pikir panjang, sang wanita tersebut malah mengiyakan hasutan dokter tersebut.

Tak sampai di situ, guys. Dokter rapid test itu pun kembali melakukan pemerasan dan meminta biaya tambahan lantaran sudah membuatkan surat rapid test palsu.

"Di situ dokternya bilang "mba, saya kan sudah bantu mba nih, bisa lah mba kasih berapa, saya juga sudah telpon atas sana sini, bisa lah mba kasih". Di situ aku kaget dong, ya sudahlah karena enggak mau ribet juga aku tanyain lah langsung "berapa?"," jelasnya.

Sang dokter pun meminta imbalan karena merasa telah membantu LHI. Tak mau ambil pusing, LHI pun menawarkan uang Rp 1 juta, namun dokter tersebut meminta Rp 1,4 juta.

LHI pun melakukan pembayaran senilai yang diminta dokter dengan cara transfer. Sebab, waktu boarding sudah mepet.

Akan tetapi, si penumpang tersebut malah mendapat perlakukan tak senonoh dari dokter rapid test yang dengan penuh nafsu membuka masker wanita tersebut.

Dokter yang diduga bernama Eko Firstson Yuswardinata S tersebut langsung mencium dan meremas bagian dada sang wanita.

LHI hanya bisa terdiam seketika mendapat perilaku pelecehan tersebut. Badannya kaku tak bisa merespon apapun karena begitu syok dan takut atas peristiwa yang menimpanya.

Setelah melakukan boarding, LHI langsung menangis histeris saat menelepon kekasihnya untuk menceritakan peristiwa yang baru terjadi.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait