URnews

Perangi Corona, Warga di Surabaya Sulap Barang Bekas Jadi Robot 'Delta'

Nivita Saldyni, Kamis, 29 Juli 2021 16.13 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Perangi Corona, Warga di Surabaya Sulap Barang Bekas Jadi Robot 'Delta'
Image: Robot Delta sedang beraksi menyemprotkan disinfektan di Jalan Tembok Gede III, RT 3/RW 2, Kelurahan Bubutan, Surabaya, Kamis (29/7/2021). (Nivita Saldyni/Urbanasia)

Surabaya – Munculnya varian baru dari virus Corona, yaitu varian Delta telah menginspirasi warga Kampung Pintar yang berada di Jalan Tembok Gede III, RT 3/RW 2, Kelurahan Bubutan, Kota Surabaya, Jawa Timur untuk berinovasi. Buktinya, sebuah robot bernama ‘Delta’ berhasil dibuat warga setempat untuk membantu penanganan COVID-19.

Hal itu diungkapkan oleh Aseyan, Ketua RT Kampung Pintar saat ditemui Urbanasia, Kamis (29/7/2021). Aseyan mengatakan, robot yang namanya sama dengan varian baru virus Corona itu sebenarnya bukan untuk penanganan COVID-19, melainkan untuk membantu pelayanan kafe yang akan dibuka oleh warga setempat.

Namun karena kondisi pandemi dan keluarnya aturan Pemerintah tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), maka sementara robot itu dialihfungsikan untuk membantu penanganan COVID-19 di kampung tersebut.

“Nah di tengah perjalanan dengan munculnya varian COVID-19 bernama Delta, di situlah muncul ide untuk mengalihfungsikannya untuk penanganan COVID-19. Jadi robot ini bertugas untuk menyemprot disinfektan serta mengantar kebutuhan warga kami yang sedang isoman, seperti mengantar makanan,” kata Aseyan kepada Urbanasia, Kamis (29/7/2021).

Menariknya, robot ini dibuat dari barang-barang bekas loh guys. Mulai dari penanak nasi, panci, televisi, ember, tempat oli, hingga mainan mobil-mobilan anak.

“Kampung Pintar Berkarya Tanpa Batas adalah moto kami. Jadi kami selalu berkarya, berinovasi untuk memenuhi kebutuhan warga. Tapi dengan catatan, karakter kampung kami adalah daur ulang. Sebab di luar sana banyak sekali robot-robot modern. Nah saya adalah orang kampung yang apa adanya, ilmu pun juga otodidak jadi tidak seperti yang diluar sana. Inilah ciri khas kampung kami,” ungkapnya.

Meski begitu, robot ini gak kalah loh dari robot-robot yang dibuat oleh para profesional di luar sana. Sebab selain bisa membantu penyemprotan disinfektan dan melayani warga yang isoman, robot ini juga dilengkapi dengan audio yang berisi imbauan untuk warga agar menjaga protokol kesehatan. Uniknya audio yang digunakan adalah suara dari Wali Kota Surabaya, Eri Cahyad atau Cak Eri.

“Robot ini dilengkapi juga dengan audio imbauan. Jadi kebetulan saya isi dengan suaranya Pak Wali Kota (Eri Cahyadi),” katanya.

Aseyan mengatakan, robot ini akan rutin ‘beraksi’ setiap dua kali dalam satu minggu. Biasanya akan di pilih pagi atau sore hari saat akhir pekan.

“Sekali penyemprotan kurang lebih setengah jam. Untuk jaraknya bisa sampai 100 meter. Jadi cara kerjanya pakai remote control, kemudian operator mengoperasikan dari Pos Kamling dan robot akan berjalan ke sepanjang rumah warga Kampung Pintar,” jelasnya.

“Kalau untuk warga yang isoman, nanti kami operasikan sampai ke depan pagar rumah warga yang isoman, lalu saya telepon yang bersangkutan untuk memberitahukan bahwa robot sudah sampai. Nanti dia keluar dan mengambil barang itu,” imbuhnya menjelaskan.

1627548429-robot-pintar.jpgSumber: Ketua RT ‘Kampung Pintar’, Aseyan tengah mengoperasikan Robot Delta, Kamis (29/7/2021). (Nivita Saldyni/Urbanasia)

Sementara untuk pemilihan warna sendiri, Wakil RT Kampung Pintar, Anang menjelaskan pemilihan warna putih dan ungu untuk Robot Delta ini tidak asal-asalan. Anang sebagai desainer Robot Delta mengatakan warna yang dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan.

“Kami pakai warna putih dan ungu itu gak asal. Kami tetap pelajari psikologi masyarakat seperti apa, sehingga dua warna ini dpilih karena bisa memberikan ketenangan bagi yang melihatnya. Kalau pakai warna-warna mencolok nanti kesannya malah garang,” jelas Anang.

“Jadi meskipun sederhana tapi kami tetap mengkaji dulu. Kan kami membuat robot ala orang kampung, jadi dengan teknologi yang terbatas kami membuat sesuatu yang unik dan kira-kira di kampung lain itu nggak ada. Sehingga ini nanti bisa menginspirasi kampung yang lain,” imbuhnya.

Namun ternyata robot ini belum sempurna 100 persen, guys. Aseyan dan Anang mengaku pihaknya masih akan terus menyempurnakan robot ini. Seperti misalnya pemasangan jaringan WiFi, sensor, dan jalur khusus agar robot bisa berjalan otomatis sesuai dengan jalur yang ada.

Nah untuk saat ini Robot Delta memang masih ada satu unit, namun Anang dan Aseyan mengatakan bahwa rencananya akan ada dua unit lagi yang mereka buat untuk keperluan kafe di Kampung Pintar. Sehingga saat kafe Kampung Pintar sudah buka, akan ada tiga robot yang bertugas untuk membantu pengoperasiannya. Namun saat ini kendalanya ada di masalah biaya.

“Jumlah Robot Delta saat ini cuma satu. Namun kami ada rencana untuk menambah lagi dan ini masih terus berkembang. Tapi intinya adalah biaya, kalau gak ada CSR yang membantu ya tidak bisa hanya mengandalkan warga. Kami juga tidak mau membebankan warga. Jadi mungkin kalau ada CSR yang mau membantu, kami akan tambah unitnya,” ungkap Aseyan.

Untuk masalah biaya sendiri Aseyan mengungkapkan berdasarkan perencanaan awal, pembuatan satu Robot Delta membutuhkan biaya sekitar Rp 11 juta. Namun setelah melalui perhitungan yang lebih matang, robot ini sebenarnya bisa dibuat dengan biaya sekitar Rp 4 juta sampai Rp 5 juta. Bahkan saat ini, Aseyan mengaku Kampung Pintar telah mendapat dukungan dari IT Telkom Surabaya untuk membantu pendanaannya.

“Sekarang robot ini dapat dukungan dari salah satu akademisi yaitu IT Telkom Surabaya. Namun memang harapan saya ada CSR yang turun ke sini,” tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait