URnews

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Malaysia Minus, Terancam Resesi?

Anisa Kurniasih, Jumat, 14 Agustus 2020 16.50 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Malaysia Minus, Terancam Resesi?
Image: Ilustrasi uang Ringgit Malaysia (Freepik)

Jakarta - Lagi-lagi, ada negara yang masuk ke jurang resesi nih, guys. Malaysia hari ini merilis data perubahan produk domestik bruto (PDB) periode April-Juni 2020.

Pada Jumat (14/8/2020), Bank Negara Malaysia (BNM) menyebut bahwa ekonomi Negeri Harimau Malaya terkontraksi alias minus 17,1% dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

Hal ini menjadi kontraksi ekonomi terburuk yang terjadi pada negara itu sejak krisis keuangan 2009. Sedangkan, bank sentral meperkirakan kontraksi PDB untuk tahun ini di antara 3,5 - 5,5 persen.

Mengutip The New York Times, penurunan itu terjadi ketika pemerintah memberlakukan pembatasan ketat pada pergerakan dan bisnis selama sebagian besar kuartal kedua untuk menahan penyebaran virus corona yang telah menginfeksi lebih dari 9.000 orang di negara Asia Tenggara itu.

Angka tersebut juga merupakan kemerosotan ekonomi terburuk di Malaysia sejak krisis keuangan Asia pada 1998 dan menandai penurunan tajam dari pertumbuhan 0,7 persen pada kuartal 1 tahun 2020.

Namun disisi lain, Kepala Ekonomi Bank Islam Mohd Afzanizam Abdul Rashid merasa optimis aktivitas ekonomi di Malaysia bakal segera pulih, terutama di sektor manufaktur dan pertanian.

"Tingkat penurunan PDB telah meningkat cukup signifikan karena ekonomi mulai dibuka kembali pada Mei," kata kepala ekonom Bank Islam Mohd Afzanizam Abdul Rashid, yang memperkirakan pemulihan yang berkelanjutan dikutip The New York Times, Jumat (14/8/2020).

Sementara itu, kepala Bank Negara Malaysia Nor Shamsiah Mohamad Yunus memperkirakan, aktivitas ekonomi secara bertahap meningkat di paruh kedua setelah pemerintah mengurangi pembatasan karena virus corona, dibantu oleh pemulihan pertumbuhan global dan dukungan kebijakan domestik.

Pemerintah Malaysia sendiri telah meluncurkan paket stimulus dengan total hampir 270 miliar ringgit ($ 64,39 miliar) tahun ini untuk membantu masyarakat dan bisnis mengatasi pandemi.

Mengutip Forbes, resesi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Menurut para ahli, resesi suatu negara bisa terjadi apabila ekonomi negara itu mengalami PDB negatif, tingkat pengangguran meningkat, penurunan penjualan ritel, dan kontraksi ukuran pendapatan dan manufaktur untuk periode waktu yang panjang.

Resesi sendiri dianggap sebagai sesuatu yang tak terhindarkan, baik dalam siklus bisnis maupun perekonomian sebuah negara.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait